Senin, 10 Desember 2012

My Love Story Part 5


Sangat tidak disangka lelaki yang menabrakku itu adalah Mark, setelah kejadian seminggu yang lalu aku dan Mark tidak pernah bertemu lagi. Dan sekarang kami bertemu lagi disini, yah sebenarnya tidak diherankan bila aku dan dia bertemu disini. Karena memang kami satu kampus. Saat aku terkejut melihatnya Mark tampak tersenyum sambil menatapku. Aku pun berbalik menatapnya.

“Angie, maaf  aku sungguh tak sengaja..” kata-katanya membuatku sedikit kaget.
“Tidak apa-apa Mark” jawabku sambil membereskan buku-buku ku yang jatuh berserakan.
“Apa kabar?? Bagaimana keadaanmu??”tanyanya.
“Aku baik-baik saja. Keadaanku juga sudah membaik Mark. Dan kau sendiri??” aku kembali bertanya padanya.
“Aku baik.” Jawabnya sambil tersenyum.

Lalu aku berdiri mengangkat tumpukan buku-bukuku dan Mark membantuku. Saat berjalan kedalam perpustakaan kami ngobrol bersama. Awalnya pembicaraan diantara kami sangat lah kaku. Tidak jarang kami saling melirik satu sama lain. Setelah sampai disebuah meja yang ada disudut ruangan perpustakaan itu, kami duduk bersama. Dari pembicaraan itulah aku tahu, kalau sejak beberapa hari yang lalu Mark pernah mencariku dikampus. Tapi karena aku izin tidak masuk maka dia tidak menemuiku. Saat ngobrol itulah kami bertukaran nomor ponsel. Lama kelamaan suasana kekakuan diantara kami mencair, tidak jarang kami tertawa bersama. 

Saat jam sudah menunjukkan pukul 2 siang Mark pergi, karena dia akan bimbingan dengan dosen untuk penelitian tugas akhirnya. Sebelumnya dia sudah berjanji untuk mengantarku pulang. Padahal aku sudah menolak, takut merepotkannya. Namun karena dia sedikit memaksa akhirnya aku mau. Sudah kuberitahu kak Nicky kalau aku akan pulang bersama Mark. Dan kak Nicky mengizinkannya.

Aku kembali mengerjakan tugasku, setidaknya aku harus menyelesaikan 2 dari 3 tugasku itu. Karena sebentar lagi akan ujian akhir semester, maka tidak ada waktu untuk bersantai-santai dengan tugas ini.

Tepat pukul jam 4 sore Mark sudah datang menemuiku. Dia sudah selesai bimbingan dengan dosennya. Saat datang kulihat wajahnya berseri-seri.
“sudah selesai.??”tanyanya..
Aku menggeleng. “sedikit lagi, dan kau??” aku bertanya padanya.
“ya sudah selesai.. “jawabnya sambil duduk menghadapku.

Dan karena hari sudah sore akhirnya aku membereskan bukuku dan kebagian kukembalikan keperpustakaan lagi.
“Mark kita pulang sekarang yaa, aku takut kita pulang kesorean.” Kataku
“baiklah,” katanya sambil membantuku membereskan buku-buku itu.
Dan setelah selesai kami, bergegas keluar dari perpustakaan itu. Kami langsung masuk kedalam mobil Audi R8 hitamnya, dan Mark langsung mengendarai mobilnya meninggalkan kampus. 


*****
            Sejak pertemuan ku dengan Mark di perpustakaan, kami menjadi semakin akrab. Beberapa kali Mark mengantarkan ku pergi kekampus. Intensitas pertemuan kami semakin sering, dan yang tak pernah dia lupakan adalah menelponku setiap harinya. Entahlah apa yang saat ini terjadi antara aku dan Mark, yang jelas semakin hari aku dan dia semakin dekat. 

            Suatu hari Mark mengajakku pergi hari minggu ini, katanya dia akan mengajakku kesuatu tempat. Awalnya aku masih berfikir untuk menerima tawarannya, tapi aku ingat minggu ini kak Nico akan kencan dengan Kak Gina kekasihnya. Akan sangat membosankan jika seharian dirumah tanpa teman.

Pagi itu jam 9 pagi, kudengar suara motor berhenti didepan rumahku. Saat ku lihat dari jendela kamar, ternyata Mark. Kudengar, kak Nicky memanggilku.
“Angie, ada Mark..”
“ Iya kak, sebentar lagi..” jawabku dari dalam kamar.
Tak lama kemudian aku keluar, dan menemui Mark. Ternyata Mark sudah berpamitan dengan Kak Nicky. Jadi kami langsung saja pergi.

Saat dihalaman rumahku.
“Kita mau kemana??” tanyaku
“ Kesuatu tempat, tempat yang bagus..” katanya sambil tersenyum.
Aku tersenyum, dia tidak memberitahuku akan pergi kemana..
“ Baiklah, “ jawabku.
Mark mulai menghidupkan mesin motornya, dengan ragu aku duduk dibelakangnya.
“ Maaf. Hari ini kita pakai motor yaa?? Mobil ku sedang ada masalah” katanya
“Oke..” kataku sambil naik dibelakangnya.

Dan Mark pun mulai mengendarai motor sportnya, awalnya aku hanya memegang jaketnya agar tidak jatuh. Namun lama kelamaan  Mark mulai mempercepat  laju motornya, dan dengan malu-malu aku memeluk pinggangnya, saat itu tangan Mark menyentuh pegangan tanganku yang melingkar dipinggangnya. Kusandarkan kepalaku di punggungnya.

Setelah sekitar 30 menit kami diperjalanan, akhirnya kami sampai disuatu tempat, aku turun dari motor dan Mark memarkirkannya. Ditempat itu masih banyak terdapat pepohonan yang besar dan lebat.
“ Ayo ikut aku..” katanya sambil menarik tanganku

Karena aku masih bingung, akhirnya aku mengikutinya. Dan tak lama kami berjalan kami sampai di pinggiran sebuah  danau dengan pemandangan yang indah disekelilingnya. Ntah apa nama danau itu yang jelas tempatnya sangat indah. Kami pun berhenti dipinggir danau itu. Kulihat ditempat itu ada beberapa orang yang kufikir mereka adalah pasangan kekasih. 

“Angie, dari tadi kau hanya diam?? Apa kau menyukai tempat ini??” tanyanya padaku
Aku masih mengagumi tempat itu, tempat yang jarang kutemui diDublin.
“Angie.. kau baik-baik saja??” Mark menepuk bahuku.
“ Oh, iya aku  baik-baik saja.” Jawabku
“ Kita duduk disana ya..” katanya sambil menunjuk kesebuah batu besar yang ada dipinggir danau itu.

Aku mengangguk dan kami menuju tempat itu dan duduk.
“Apa kau menyukai tempat ini??” tanyanya lagi
“ Ya aku sangat menyukai ini Mark. Ini tempat yang indah. “ kataku sambil tersenyum menatapnya.
“ Kau belum pernah kesini??” katanya
Aku menggeleng “sama sekali belum pernah..” jawabku sambil memandang lurus kedepan menikmati pemandangan yang indah.
“Jadi aku beruntung ya bisa mengajakmu kesini..” katanya.
Aku tersenyum mendengarnya.
“ Angie..” dia memanggilku
“ Yaa...” aku masih saja memandang lurus kedepan.
“ Sebelumnya aku minta maaf padamu..” katanya.
“ Meminta maaf?? “ aku langsung menoleh kearah Mark. Terkejut mendengarnya, untuk apa Mark meminta maaf. Seingatku dia tidak salah. Dan sekarang Mark yang memandang kedepan.
“ Ya, meminta maaf untuk perasaanku padamu. Aku tahu ini, mungkin terlalu cepat. Walaupun aku tidak tahu apa penyebab kau putus dengan Andy kemarin apa. Tapi sejak kita bertemu, aku sudah menyukaimu. Ntah kenapa rasanya aku selalu ingin dekat denganmu..” katanya pelan.
Dan sekarang aku yang keheranan “ maksud kamuu..??” tanyaku.
“ Aku tidak pernah begitu menyukai dan menyayangi seseorang. Bisa dikatakan aku tidak pernah jatuh cinta sejak 3 tahun belakangan. Tepatnya sejak kekasih pertamaku meninggal karena sebuah kecelakaan. Aku tidak pernah tertarik untuk menjalin hubungan lagi, karena aku takut kehilangan lagi, bagiku kehilangan adalah hal yang menyakitkan. Tapi ntah kenapa saat aku bertemu denganmu, rasa cinta itu kembali ada, dengan diiringi rasa kehilanganmu yang sangat besar.” katanya

Aku terdiam mendengar penjelasannya. Aku bingung, apa yang sebenarnya diinginkan Mark dariku.
“ Perlahan aku bisa melupakan masa laluku, sebenarnya aku sudah  lama menginginkan ini“ katanya
“ Jadi..??” tanyaku lagi.
Lalu Mark mengambil tanganku dan mengenggamnya.
“ Jadi aku menginginkanmu untuk jadi kekasihku, Angie. Aku sungguh mencintaimu dan menyayangimu. Dan aku sangat takut kehilanganmu. “ katanya sambil menatapku dalam.
Aku tertunduk mendengar semua penjelasannya.
“ Apa kau mau jadi kekasihku?? “ Katanya sambil melepaskan genggaman tangannya dan mengangkat daguku agar aku menatapnya. Namun aku tetap tak bisa menatap matanya.

Sesaat aku terdiam, tak tahu apa yang harus kukatakan. Dalam fikiranku, aku baru saja membatalkan pertunanganku dengan Andy. Tapi sekarang Mark mengungkapkan semua isi hatinya padaku. Sebenarnya aku juga meyukainya, tapi apa mungkin secepat ini rasa cintaku berpindah dari Andy ke Mark?? Ya Tuhan, aku bingung, apa yang harus kulakukan??
“ Jadi apakah kau menerimaku, Angie??” tanyanya menunggu.
Aku menghela nafas, “Aku belum bisa menjawabnya sekarang Mark. Maaf aku butuh waktu” jawabku.

Kulihat ekspresi mukanya berubah agak kecewa. Aku benar-benar bingung. Perasaanku masih mengganjal tentang masalahku dengan Andy. Aku belum puas jika belum bertemu dengannya dan menyelesaikannya. Walaupun  pembatalan prtunanganku sudah disetujui oleh orang tuanya dan orang tuaku.
“ Iya baiklah, aku tunggu..”jawabnya pelan.
“ Akanku jawab secepatnya. Aku hanya butuh sedikit waktu..” kataku.
Dia mengangguk sambil tersenyum. “Beri aku kesempatan Angie..” katanya
Akupun mengangguk setuju. Lalu kami sama-sama terdiam. 

****

Dan sesaat kemudian Mark kembali membuka pembicaraan.
“ Jadi kak Nicky selalu mengantarmu  kalau pergi kekampus??” tanyanya.
“Iya, sebisa mungkin dia akan mengantar atau menjemputku. Terkadang aku bosan, tapi dia selalu memaksa...” kataku.
“ Mengapa begitu?? Bukankah itu menunjukkan kalau dia sangat menyayangimu” tanyanya
“ Iya aku tahu. Hal itu juga dikarenakan saat  kecil aku pernah ditabrak mobil, yang menyebabkanku tak sadarkan diri hingga seminggu.” kataku
“ Keluargamu trauma??’ tanyanya
“ Yaa, seluruh keluargaku selalu khawatir kalau aku pergi sendiri.” Jawabku.
“Waktu ke Sligo?? Kau sendirikan??” tanya Mark.
“ Kak Nico mengantarkanku sampai Sligo, hanya saja dia pulang lebih dulu. Karena harus kekantor. Rencananya saat pulang aku akan meminta Andy untuk mengantarku.” kataku

Mark mengangguk sambil senyum.
“ Kenapa senyum?? Terkadang aku bosan. Mereka selalu menganggapku anak kecil.”kataku lagi.
“Kau kan memang anak kecil, Angie..” katanya sambil mengacak-ngacak rambutku..
“ Aahh, kau sama seperti kak Nico..” kataku sambil membalas mengacak-mengacak rambutnya.

*****
Kami berdua tertawa bersama, dan tanpa sengaja kami saling beradu pandang. Dengan wajah yang sangat dekat. Bibirku hanya berjarak beberapa centi dari bibir Mark, aku bisa merasakan nafasnya yang hangat diwajahku dan  pasti Mark juga bisa merasakan bagaimana nafasku terburu – buru dan jantungku yang berdetak lebih cepat. Lama kami tak berpaling saling menatap. Bisa kulihat matanya yang berwarna biru. Dan wajahnya yang menyejukkan hatiku. Sepertinya aku juga jatuh cinta padanya.

Tiba-tiba Mark mencium keningku lama, dan dipeluknya tubuhku. Aku sangat terkejut dengan perlakuaannya.
“ Angie, aku sungguh mencintaimu..” katanya
Aku terdiam mendengar ucapannya, aku tak ingin menjawabnya sekarang. Walaupun aku juga mencintainya.
Tiba-tiba rintik air mulai membasahi kami berdua, dan Mark melepaskan pelukannya dariku.
“ Hujan.. ayo kita berteduh” ajaknya

Lalu kami berlari berteduh dibawah tempat parkiran motor Mark. Hujan turun dengan derasnya, di parkiran itu hanya ada kami berdua yang duduk. Suhu udara semakin dingin. Aku langsung melipat kedua tanganku kedepan karena kedinginan. Mark langsung membuka jaketnya dan memakaikannya untukku.
“ Aku tidak apa-apa Mark. Kau tidak perlu melakukan ini..??” kataku
“ Tidak, kau saja yang memakainya. Aku tak ingin kau sakit, Angie ” katanya
“ Tapi kan lengan baju ku lumayan panjang..” kataku sambil melepaskan gulungan tangan baju kemejaku.
Dia menggeleng “ aku tidak apa-apa..’ katanya sambil kembali memakaikan jaketnya untukku.

Hujannya tidak sederas tadi, namun angin dan suara petir bergemuruh, aku sangat takut dengan itu. Aku semakin gemetar kedinginan dan ketakutan. Apalagi saat suara petir itu berbunyi keras, menggelegar  “Duaaaarrrr...” aku langsung menutup telinga dan mendekati Mark. Melihat  aku ketakutan Mark langsung merangkulku.
“Kau gemetar, Ngie..” katanya
“ Aku tidak apa-apa...” jawabku

Tapi sekali lagi suara petir itu berbunyi dan kali ini lebih keras. Spontan aku langsung memeluk Mark. Itulah yang biasanya ku lakukan pada kak Nicky saat aku ketakutan. Mark langsung mendekapku hangat..
“ Aku takut...” kataku sambil gemetar.
“ Kau takut petir??” tanyanya.
Aku mengangguk.
“ Ini tidak akan lama...” katanya menenangkanku..
Aku masih terdiam.  
“ Ngie, kata orang kalau kita berdoa disaat turun hujan. Tuhan akan mengabulkan doa kita dengan cepat..” katanya lagi
“ Benarkahh...??” jawabku masih gemetar.
“ Iyaa.. kalau begitu usahakanlah kau berdoa. Walaupun kau takut sekalipun..” katanya
“Baiklah..”
Lalu kami sama-sama terdiam dan memejamkan mata, memanjatkan doa.

Ternyata benar apa yang dikatakan Mark setelah itu hujan mulai reda, hanya tinggal gerimisnya saja. Mark masih saja mendekapku. Setelah hujannya tinggal rintik - rintik yang turun kami memutuskan untuk pulang. Selama di motor Mark aku memeluknya erat. Mark mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.  Hingga cukup waktu 20 menit saja  kami sudah sampai dirumahku.

5 komentar:

  1. yeeeee, Angie di tembak sama Mark juga akhirnya..


    asyik asyik sepertinya adegan hot hot pop angie sma mark gkn lama lagi nih...


    chapter selanjutnya jng lama2 yooo..

    good job sist :*

    BalasHapus
  2. makasih kakak....

    Hot Scene nya, gak tau ada ato gak.. Kalo pun ada gak akan hot2 bgt deh..
    Hehehe


    BalasHapus
  3. Eecie…cie…… jadian nih yee
    Eeh belum deng. Anggie blm jawab terima apa ga :D

    *Terima…terima…terima…
    #demobawaspanduk

    Next chapter sist yg hot yaaah ;p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Tanya kak Nico dulu ya blh gak nerima Mark :D
      Mas galau mau nerima ato gak??

      Next Chap blm HOT Dhee, msih difikirin dlu gimana Hot nya *ehh

      Thanks for your comment sist :*

      Hapus