Sangat tidak disangka lelaki yang
menabrakku itu adalah Mark, setelah kejadian seminggu yang lalu aku dan Mark
tidak pernah bertemu lagi. Dan sekarang kami bertemu lagi disini, yah
sebenarnya tidak diherankan bila aku dan dia bertemu disini. Karena memang kami
satu kampus. Saat aku terkejut melihatnya Mark tampak tersenyum sambil menatapku.
Aku pun berbalik menatapnya.
“Angie,
maaf aku sungguh tak sengaja..”
kata-katanya membuatku sedikit kaget.
“Tidak
apa-apa Mark” jawabku sambil membereskan buku-buku ku yang jatuh berserakan.
“Apa
kabar?? Bagaimana keadaanmu??”tanyanya.
“Aku
baik-baik saja. Keadaanku juga sudah membaik Mark. Dan kau sendiri??” aku
kembali bertanya padanya.
“Aku
baik.” Jawabnya sambil tersenyum.
Lalu aku berdiri mengangkat tumpukan
buku-bukuku dan Mark membantuku. Saat berjalan kedalam perpustakaan kami
ngobrol bersama. Awalnya pembicaraan diantara kami sangat lah kaku. Tidak
jarang kami saling melirik satu sama lain. Setelah sampai disebuah meja yang
ada disudut ruangan perpustakaan itu, kami duduk bersama. Dari pembicaraan
itulah aku tahu, kalau sejak beberapa hari yang lalu Mark pernah mencariku
dikampus. Tapi karena aku izin tidak masuk maka dia tidak menemuiku. Saat
ngobrol itulah kami bertukaran nomor ponsel. Lama kelamaan suasana kekakuan
diantara kami mencair, tidak jarang kami tertawa bersama.
Saat jam sudah menunjukkan pukul 2 siang
Mark pergi, karena dia akan bimbingan dengan dosen untuk penelitian tugas
akhirnya. Sebelumnya dia sudah berjanji untuk mengantarku pulang. Padahal aku
sudah menolak, takut merepotkannya. Namun karena dia sedikit memaksa akhirnya
aku mau. Sudah kuberitahu kak Nicky kalau aku akan pulang bersama Mark. Dan kak
Nicky mengizinkannya.
Aku kembali mengerjakan tugasku,
setidaknya aku harus menyelesaikan 2 dari 3 tugasku itu. Karena sebentar lagi
akan ujian akhir semester, maka tidak ada waktu untuk bersantai-santai dengan
tugas ini.
Tepat pukul jam 4 sore Mark sudah datang
menemuiku. Dia sudah selesai bimbingan dengan dosennya. Saat datang kulihat
wajahnya berseri-seri.
“sudah
selesai.??”tanyanya..
Aku
menggeleng. “sedikit lagi, dan kau??” aku bertanya padanya.
“ya
sudah selesai.. “jawabnya sambil duduk menghadapku.
Dan
karena hari sudah sore akhirnya aku membereskan bukuku dan kebagian
kukembalikan keperpustakaan lagi.
“Mark
kita pulang sekarang yaa, aku takut kita pulang kesorean.” Kataku
“baiklah,”
katanya sambil membantuku membereskan buku-buku itu.
Dan
setelah selesai kami, bergegas keluar dari perpustakaan itu. Kami langsung
masuk kedalam mobil Audi R8 hitamnya, dan Mark langsung mengendarai mobilnya
meninggalkan kampus.
*****
Sejak pertemuan ku dengan Mark di
perpustakaan, kami menjadi semakin akrab. Beberapa kali Mark mengantarkan ku
pergi kekampus. Intensitas pertemuan kami semakin sering, dan yang tak pernah
dia lupakan adalah menelponku setiap harinya. Entahlah apa yang saat ini
terjadi antara aku dan Mark, yang jelas semakin hari aku dan dia semakin dekat.
Suatu hari Mark mengajakku pergi hari
minggu ini, katanya dia akan mengajakku kesuatu tempat. Awalnya aku masih
berfikir untuk menerima tawarannya, tapi aku ingat minggu ini kak Nico akan
kencan dengan Kak Gina kekasihnya. Akan sangat membosankan jika seharian
dirumah tanpa teman.
Pagi itu jam 9 pagi, kudengar suara motor
berhenti didepan rumahku. Saat ku lihat dari jendela kamar, ternyata Mark.
Kudengar, kak Nicky memanggilku.
“Angie,
ada Mark..”
“
Iya kak, sebentar lagi..” jawabku dari dalam kamar.
Tak
lama kemudian aku keluar, dan menemui Mark. Ternyata Mark sudah berpamitan
dengan Kak Nicky. Jadi kami langsung saja pergi.
Saat
dihalaman rumahku.
“Kita
mau kemana??” tanyaku
“
Kesuatu tempat, tempat yang bagus..” katanya sambil tersenyum.
Aku
tersenyum, dia tidak memberitahuku akan pergi kemana..
“
Baiklah, “ jawabku.
Mark
mulai menghidupkan mesin motornya, dengan ragu aku duduk dibelakangnya.
“
Maaf. Hari ini kita pakai motor yaa?? Mobil ku sedang ada masalah” katanya
“Oke..”
kataku sambil naik dibelakangnya.
Dan Mark pun mulai mengendarai motor
sportnya, awalnya aku hanya memegang jaketnya agar tidak jatuh. Namun lama
kelamaan Mark mulai mempercepat laju motornya, dan dengan malu-malu aku
memeluk pinggangnya, saat itu tangan Mark menyentuh pegangan tanganku yang
melingkar dipinggangnya. Kusandarkan kepalaku di punggungnya.
Setelah sekitar 30 menit kami
diperjalanan, akhirnya kami sampai disuatu tempat, aku turun dari motor dan
Mark memarkirkannya. Ditempat itu masih banyak terdapat pepohonan yang besar
dan lebat.
“
Ayo ikut aku..” katanya sambil menarik tanganku
Karena aku masih bingung, akhirnya aku
mengikutinya. Dan tak lama kami berjalan kami sampai di pinggiran sebuah danau dengan pemandangan yang indah
disekelilingnya. Ntah apa nama danau itu yang jelas tempatnya sangat indah. Kami
pun berhenti dipinggir danau itu. Kulihat ditempat itu ada beberapa orang yang
kufikir mereka adalah pasangan kekasih.
“Angie,
dari tadi kau hanya diam?? Apa kau menyukai tempat ini??” tanyanya padaku
Aku
masih mengagumi tempat itu, tempat yang jarang kutemui diDublin.
“Angie..
kau baik-baik saja??” Mark menepuk bahuku.
“
Oh, iya aku baik-baik saja.” Jawabku
“
Kita duduk disana ya..” katanya sambil menunjuk kesebuah batu besar yang ada
dipinggir danau itu.
Aku
mengangguk dan kami menuju tempat itu dan duduk.
“Apa
kau menyukai tempat ini??” tanyanya lagi
“
Ya aku sangat menyukai ini Mark. Ini tempat yang indah. “ kataku sambil
tersenyum menatapnya.
“
Kau belum pernah kesini??” katanya
Aku
menggeleng “sama sekali belum pernah..” jawabku sambil memandang lurus kedepan
menikmati pemandangan yang indah.
“Jadi
aku beruntung ya bisa mengajakmu kesini..” katanya.
Aku
tersenyum mendengarnya.
“
Angie..” dia memanggilku
“
Yaa...” aku masih saja memandang lurus kedepan.
“
Sebelumnya aku minta maaf padamu..” katanya.
“
Meminta maaf?? “ aku langsung menoleh kearah Mark. Terkejut mendengarnya, untuk
apa Mark meminta maaf. Seingatku dia tidak salah. Dan sekarang Mark yang
memandang kedepan.
“
Ya, meminta maaf untuk perasaanku padamu. Aku tahu ini, mungkin terlalu cepat.
Walaupun aku tidak tahu apa penyebab kau putus dengan Andy kemarin apa. Tapi
sejak kita bertemu, aku sudah menyukaimu. Ntah kenapa rasanya aku selalu ingin
dekat denganmu..” katanya pelan.
Dan
sekarang aku yang keheranan “ maksud kamuu..??” tanyaku.
“
Aku tidak pernah begitu menyukai dan menyayangi seseorang. Bisa dikatakan aku
tidak pernah jatuh cinta sejak 3 tahun belakangan. Tepatnya sejak kekasih
pertamaku meninggal karena sebuah kecelakaan. Aku tidak pernah tertarik untuk
menjalin hubungan lagi, karena aku takut kehilangan lagi, bagiku kehilangan
adalah hal yang menyakitkan. Tapi ntah kenapa saat aku bertemu denganmu, rasa
cinta itu kembali ada, dengan diiringi rasa kehilanganmu yang sangat besar.”
katanya
Aku
terdiam mendengar penjelasannya. Aku bingung, apa yang sebenarnya diinginkan
Mark dariku.
“
Perlahan aku bisa melupakan masa laluku, sebenarnya aku sudah lama menginginkan ini“ katanya
“
Jadi..??” tanyaku lagi.
Lalu
Mark mengambil tanganku dan mengenggamnya.
“
Jadi aku menginginkanmu untuk jadi kekasihku, Angie. Aku sungguh mencintaimu
dan menyayangimu. Dan aku sangat takut kehilanganmu. “ katanya sambil menatapku
dalam.
Aku
tertunduk mendengar semua penjelasannya.
“
Apa kau mau jadi kekasihku?? “ Katanya sambil melepaskan genggaman tangannya
dan mengangkat daguku agar aku menatapnya. Namun aku tetap tak bisa menatap
matanya.
Sesaat aku terdiam, tak
tahu apa yang harus kukatakan. Dalam fikiranku, aku baru saja membatalkan
pertunanganku dengan Andy. Tapi sekarang Mark mengungkapkan semua isi hatinya
padaku. Sebenarnya aku juga meyukainya, tapi apa mungkin secepat ini rasa
cintaku berpindah dari Andy ke Mark?? Ya Tuhan, aku bingung, apa yang harus
kulakukan??
“ Jadi apakah kau menerimaku, Angie??”
tanyanya menunggu.
Aku menghela nafas, “Aku belum bisa menjawabnya
sekarang Mark. Maaf aku butuh waktu” jawabku.
Kulihat ekspresi mukanya
berubah agak kecewa. Aku benar-benar bingung. Perasaanku masih mengganjal tentang
masalahku dengan Andy. Aku belum puas jika belum bertemu dengannya dan
menyelesaikannya. Walaupun pembatalan
prtunanganku sudah disetujui oleh orang tuanya dan orang tuaku.
“ Iya baiklah, aku tunggu..”jawabnya
pelan.
“ Akanku jawab secepatnya. Aku hanya
butuh sedikit waktu..” kataku.
Dia mengangguk sambil tersenyum. “Beri
aku kesempatan Angie..” katanya
Akupun mengangguk setuju. Lalu kami
sama-sama terdiam.
****
Dan sesaat kemudian Mark kembali membuka
pembicaraan.
“ Jadi kak Nicky selalu mengantarmu kalau pergi kekampus??” tanyanya.
“Iya, sebisa mungkin dia akan mengantar
atau menjemputku. Terkadang aku bosan, tapi dia selalu memaksa...” kataku.
“ Mengapa begitu?? Bukankah itu
menunjukkan kalau dia sangat menyayangimu” tanyanya
“ Iya aku tahu. Hal itu juga dikarenakan
saat kecil aku pernah ditabrak mobil, yang
menyebabkanku tak sadarkan diri hingga seminggu.” kataku
“ Keluargamu trauma??’ tanyanya
“ Yaa, seluruh keluargaku selalu khawatir
kalau aku pergi sendiri.” Jawabku.
“Waktu ke Sligo?? Kau sendirikan??” tanya
Mark.
“ Kak Nico mengantarkanku sampai Sligo, hanya
saja dia pulang lebih dulu. Karena harus kekantor. Rencananya saat pulang aku
akan meminta Andy untuk mengantarku.” kataku
Mark mengangguk sambil senyum.
“ Kenapa senyum?? Terkadang aku bosan.
Mereka selalu menganggapku anak kecil.”kataku lagi.
“Kau kan memang anak kecil, Angie..” katanya
sambil mengacak-ngacak rambutku..
“ Aahh, kau sama seperti kak Nico..” kataku
sambil membalas mengacak-mengacak rambutnya.
*****
Kami berdua tertawa
bersama, dan tanpa sengaja kami saling beradu pandang. Dengan wajah yang sangat
dekat. Bibirku hanya berjarak beberapa centi dari bibir Mark, aku bisa
merasakan nafasnya yang hangat diwajahku dan pasti Mark juga bisa merasakan bagaimana
nafasku terburu – buru dan jantungku yang berdetak lebih cepat. Lama kami tak
berpaling saling menatap. Bisa kulihat matanya yang berwarna biru. Dan wajahnya
yang menyejukkan hatiku. Sepertinya aku juga jatuh cinta padanya.
Tiba-tiba Mark mencium
keningku lama, dan dipeluknya tubuhku. Aku sangat terkejut dengan
perlakuaannya.
“ Angie, aku sungguh mencintaimu..”
katanya
Aku terdiam mendengar ucapannya, aku tak
ingin menjawabnya sekarang. Walaupun aku juga mencintainya.
Tiba-tiba rintik air mulai membasahi kami
berdua, dan Mark melepaskan pelukannya dariku.
“ Hujan.. ayo kita berteduh” ajaknya
Lalu kami berlari berteduh
dibawah tempat parkiran motor Mark. Hujan turun dengan derasnya, di parkiran
itu hanya ada kami berdua yang duduk. Suhu udara semakin dingin. Aku langsung
melipat kedua tanganku kedepan karena kedinginan. Mark langsung membuka
jaketnya dan memakaikannya untukku.
“ Aku tidak apa-apa Mark. Kau tidak perlu
melakukan ini..??” kataku
“ Tidak, kau saja yang memakainya. Aku tak
ingin kau sakit, Angie ” katanya
“ Tapi kan lengan baju ku lumayan
panjang..” kataku sambil melepaskan gulungan tangan baju kemejaku.
Dia menggeleng “ aku tidak apa-apa..’
katanya sambil kembali memakaikan jaketnya untukku.
Hujannya tidak sederas
tadi, namun angin dan suara petir bergemuruh, aku sangat takut dengan itu. Aku semakin
gemetar kedinginan dan ketakutan. Apalagi saat suara petir itu berbunyi keras, menggelegar
“Duaaaarrrr...” aku langsung menutup
telinga dan mendekati Mark. Melihat aku
ketakutan Mark langsung merangkulku.
“Kau gemetar, Ngie..” katanya
“ Aku tidak apa-apa...” jawabku
Tapi sekali lagi suara
petir itu berbunyi dan kali ini lebih keras. Spontan aku langsung memeluk Mark.
Itulah yang biasanya ku lakukan pada kak Nicky saat aku ketakutan. Mark
langsung mendekapku hangat..
“ Aku takut...” kataku sambil gemetar.
“ Kau takut petir??” tanyanya.
Aku mengangguk.
“ Ini tidak akan lama...” katanya
menenangkanku..
Aku masih terdiam.
“ Ngie, kata orang kalau kita berdoa disaat
turun hujan. Tuhan akan mengabulkan doa kita dengan cepat..” katanya lagi
“ Benarkahh...??” jawabku masih gemetar.
“ Iyaa.. kalau begitu usahakanlah kau
berdoa. Walaupun kau takut sekalipun..” katanya
“Baiklah..”
Lalu kami sama-sama terdiam dan
memejamkan mata, memanjatkan doa.
Ternyata benar apa yang
dikatakan Mark setelah itu hujan mulai reda, hanya tinggal gerimisnya saja.
Mark masih saja mendekapku. Setelah hujannya tinggal rintik - rintik yang turun
kami memutuskan untuk pulang. Selama di motor Mark aku memeluknya erat. Mark
mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.
Hingga cukup waktu 20 menit saja
kami sudah sampai dirumahku.
yeeeee, Angie di tembak sama Mark juga akhirnya..
BalasHapusasyik asyik sepertinya adegan hot hot pop angie sma mark gkn lama lagi nih...
chapter selanjutnya jng lama2 yooo..
good job sist :*
makasih kakak....
BalasHapusHot Scene nya, gak tau ada ato gak.. Kalo pun ada gak akan hot2 bgt deh..
Hehehe
Eecie…cie…… jadian nih yee
BalasHapusEeh belum deng. Anggie blm jawab terima apa ga :D
*Terima…terima…terima…
#demobawaspanduk
Next chapter sist yg hot yaaah ;p
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusTanya kak Nico dulu ya blh gak nerima Mark :D
HapusMas galau mau nerima ato gak??
Next Chap blm HOT Dhee, msih difikirin dlu gimana Hot nya *ehh
Thanks for your comment sist :*