**********
Hari sudah beranjak siang saat Mark kembali
kerumah sakit dan tak lama dari kedatangan Mark, dokter datang melepaskan semua
peralatan kedokteran yang ada di tubuhku. Aku sudah diperbolehkan pulang, semua
administrasi rumah sakit sudah selesai dan obatnya juga sudah diberikan kepada
ku. Saat akan turun dari tempat tidur dan berjalan keluar dari rumah sakit, aku
masih merasa pusing. Penglihatanku masih terasa berkunang-kunang. Namun aku
berusaha untuk kuat, aku harus pulang. Mark yang dari tadi memperhatikanku
langsung menolong, diambilkannya kursi roda agar aku tidak berjalan hingga ke
parkiran.
Saat
keluar dari kamarku dia bertanya “kamu masih pusing, Ngie??”
“ehh,
tidak. Aku baik-baik saja” jawabku, padahal rasanya kepalaku sedikit pusing.
“ooh..”
jawabnya pendek.
Sesampainya
diparkiran, aku langsung berusaha untuk berdiri saat Mark membuka pintu
mobilnya.
“kamu
bisa Ngie?? Aku bantu yaa..” katanya
“aku
bisa..” jawabku.
Lalu aku berdiri pelan-pelan. Terasa
nyeri dipinggangku saat berdiri. Aku sedikit meringis. Dan Mark langsung
membantuku berdiri, dilingkarkan tangannya dibahuku sambil memegang lenganku.
Pelan –pelannya aku berdiri, dan duduk dikursi depan mobilnya.
“makasih
yaa..” katanya
Mark
mengangguk dan langsung menutup pintu mobilnya. Setelah itu dia duduk
disampingku. Dan mulai mengendarai mobilnya.
"Mark,
antar aku kestasiun saja, biar nanti aku pulang sendiri.." kataku.
"kamu
mau pulang ke Dublin kan??" tanyanya.
Aku
mengangguk..
"aku
juga pulang ke Dublin. Kita bisa pulang bersama. Lagi pula kamu kan masih
sakit." Katanya.
"
aku bisa sendiri kok.." kataku
"ayolah,
Angie. Tidak salahkan kalau sekalian.." katanya sambil terus menyetir.
"tapii,
aku bisa sendiri.." jawabku.
"aku
sudah janji dengan dokter Alice kalau kamu akan baik-baik saja sampai di
Dublin.."katanya.
Aku
menghela nafas panjang. Lama-lama aku mulai kesal dengan sikap Mark yang mulai
mengaturku.
"aku
butuh sendiri Mark..”jawabku.
“tapi
kesehatan kamu juga penting Angie..” katanya.
“kamu
siapa?? mengapa mengaturku?? " bentakku.
Seketika
Mark melihat ke arahku, menatapku dan tak lama kemudian kembali fokus menyetir.
"baiklah
kalau itu yang kamu mau.." katanya pelan.
Mark mempercepat laju kendaraan. Kami
saling diam satu sama lain. Ku lihat dari ujung mataku Mark terlihat kesal. Aku
jadi merasa bersalah karena tadi membentakknya. Tapi saat ini aku benar-benar
butuh sendiri. Aku ingin menenangkan diri dan hatiku.
Tak
lama kemudian, kami sudah sampai di halaman parkir stasiun.
"sudah
sampai..” katanya.
"Makasihh.."
kataku sambil membuka pintu mobilnya.
Dan
dengan buru-buru dia keluar dari mobil. Dia langsung membukakan pintu mobilnya
untukku.
"sini
aku bantu.." katanya sambil menjulurkan tangannya.
"
aku bisa sendiri.." jawabku.
Lalu
aku berdiri untuk keluar mobil. Mark langsung menarik tangannya dan segera
menyingkir dari depanku. Dia hanya diam memperhatikanku.
Aku
bisa berdiri, namun setelah berdiri masih saja penglihatanku berkunang-kunang,
kepalaku juga sedikit pusing. Hampir saja aku terjatuh, untung Mark yang
berdiri disampingku langsung menangkap tubuhku. Tangan kanannya langsung
memeluk tubuhku dan tangan kirinya memegang tanganku. Wajah kami berdekatan,
hanya berjarak beberapa centimeter. Tak sengaja kami saling menatap, lama tak
berpaling. Tiba-tiba jantungku berdetak lebih kencang, rasa dingin langsung
memburu ketubuhku sampai keujung kaki.
Suara deruman mobil yang datang, membuat
kami tersadar. Aku langsung memalingkan wajahku, aku tau wajahku pasti sudah
memerah karena malu. Begitupun Mark, dia seperti salah tingkah..
"sorry.."
katanya.
"sorry
juga,.." kataku sambil berusaha segera berdiri. Dan mark memegangi bahuku.
Memastikan kalau aku benar-benar berdiri seimbang.
*********
Lalu aku berjalan memasuk kedalam stasiun itu dengan dibantu Mark. Tangannya masih melingkar dibahuku.
"
aku antar sampai ke dalam yaa. Aku takut kamu jatuh lagi" katanya.
Aku
mengangguk. Dan saat kami sedang berjalan, dari arah berlawanan datang
seseorang yang sepertinya kukenali. Semakin mendekat, dan ternyata itu Andy.
"Angie..."
panggilnya kaget dan langsung melihat ke arah Mark yang merangkulku.
Tak
ku hiraukan dia, aku terus berjalan. Kulirik Mark, dia terlihat agak bingung.
"Angie,
aku fikir kamu sudah pulang tapi ternyata kamu masih disini. Semalam aku
mencarimu, aku telpon kak Nicky tapi nomornya
tidak aktif. Aku khawatir denganmu.." katanya.
"sejak
kapan kamu peduli denganku???" tanyaku kesal.
"aku
bisa jelaskan semuanya sayang. Beri aku waktu, aku akan menjelaskan
semuanya." katanya lagi
"tidak
usah, aku tidak punya waktu.." kataku.
"Angie,
beri aku satu kesempatan lagi. Pleasee.." katanya memohon.
"tidak..."
bentakku sambil menggeleng.
“Angie..
pleasee..”dia memohon lagi.
“sudah
jelas semuanya,. Cukup jelas..” bentakku lagi.
"ohh
aku tau, kamu juga selingkuhkan??.." katanya dengan suara keras. Membuat
langkahku terhenti.
"kamu
siapa aku?? Kita sudah putus. Dan jangan pernah sembarangan bicara.."
kataku
"itu
buktinya.." katanya dia menunjuk Mark yang ada disebelahku.
Mark
mengerutkan dahinya. Aku yakin dia pasti bingung.
"aku
tidak selingkuh, kamu yang selingkuh. Wanita itu... “ jawabku lebih keras dari
suaranya.
“iya,
memang dia pacarku. Itu kulakukan karena aku bosan denganmu..” katanya
Sangat
sakit kudengar kata-kata itu.
“kenapa
tidak kau putuskan saja aku dari dulu?? “ tanyaku
Dia
terdiam mendengar ucapanku.
“aku
menyesal telah mengenalmu. Aku sangat membencimu. Susah payah aku kesini, tapi
apa??. Kamu buat aku kecewa,.” Mataku langsung memanas dan tak kusadari air
mataku langsung meleleh membasahi pipiku.
“kamu
juga tidak tau kan apa yang sudah terjadi denganku tadi malam?? Aku kesini untuk kamu,tapi kamu buat aku
kecewa. Kalau kamu sudah bosan denganku, putuskan aku. Batalkan pertunangan
kita. Jangan kau buat aku seperti ini..." kataku sambil berjalan
meninggalkan dia. Mark masih membantuku.
"kamu
kenapa??" kata Andy sambil menarik tangan kiriku. Spontan aku menjerit..
"aduhh,
"aku mengeluh.
Mark
tiba - tiba menahan tangan Andy untuk tidak menarik tanganku.
"tolong,
hati - hati,..” belum selesai Mark berbicara, dilepaskannya tangannya yang
menarikku tadi. Lalu kerah jaket Mark langsung ditarik Andy. Sedang kan aku
meringis kesakitan.
"kamu
tidak usah ikut campur. Kalau kamu bukan siapa-siapa Angie. Atau kamu
siapa??" bentaknya sambil melepaskannya.
"aku
memang bukan siapa-siapanya Angie tapi kamu tidak seharusnya seperti itu. Kamu
tidak tau kan, apa yg terjadi semalam.." jawab Mark
"apa
?? Kamu lama-lama sok tau yaa.." katanya lalu memukul wajah Mark. Pukulan Andy
tepat mengenai sudut bibir Mark.
Mark
sudah siap membalas pukulan Andy, tapi aku langsung berteriak.
"stop..
Stopp..." Mark tidak jadi memukul Andy dan melepaskan pegangannya.
"Andy,
aku hampir mati semalam." kataku sambil menangis.
"aku
tidak tau sayang.." katanya sambil mendekat kearahku dan mencoba membelai
rambutku.
"jangan
panggil aku sayang, kita sudah putus dari semalam. Dan jangan sentuh aku..”
jawabku.
“Aku
akan batalkan pertunangan kita secepatnya. Sekarang kamu pergi, atau aku
panggil satpam disini." bentakku sambil menangis.
"Angie..
Please.."katanya masih memohon lagi.
"pergi
kamu!!!." Teriakku lagi.
Lalu aku menarik tangan Mark untuk pergi
dari sana. Kulihat Andy langsung pergi naik motornyaa dengan ngebut.
"Mark,
maafkan aku. Kamu dipukul Andy tadi.." kataku sambil nangis.
"sudah,
aku tidak apa-apa” sambil memegang bibirnya yang tadi dipukul Andy.
“Ngie, kamu pucat. Kita cari minum yaa." Katanya
lagi.
Aku
mengangguk, tiba-tiba terasa nyeri dipinggangku. Tanpa sadar aku mengaduh “aduhh”
sambil memegangi pinggangku.
“kamu
kenapa?? Luka dipinggang kamu sakit??” tanyanya.
Aku
mengangguk.
“kita
kedalam dulu yaa, disini ada poliklinik. Kita istirahat dan obati kamu dulu..”
katanya
Karena rasanya semakin sakit. Akupun
menuruti permintaan Mark. Lalu kami berjalan kearah poliklinik stasiun. Saat
akan ke poliklinik stasiun Mark bicara padaku.
"sebaiknya
kita pulang naik mobil saja yaa?? " ajaknya.
“tidak
Mark. setelah dari klinik, aku akan menunggu kereta yang akan berangkat ke Dublin
“ Jawabku
"ayolah
Angie,lagi pula wajahmu pucat begitu.."
katanya lagi
Aku
masih terdiam.
“Ngiee...”
panggilnya lagi.
Aku
berfikir sejenak, dan akhirnya ku turuti dia.
"baiklah,.."
kataku.
*******
Kami sudah sampai di poliklinik yang ada
distasiun itu.Disana ada seorang seorang suster yang sedang bertugas. Saat itu
Mark langsung menjelaskan keadaanku pada suster itu, dan dia pun langsung mengobati
lukaku. Sedangkan Mark pamit keluar.
Aku
terbaring ditempat tidur poliklinik itu.
"tunggu
disini sebentar ya, akan ku ambilkan perban untuk mu didalam. " kata
suster itu.
“iya
suster..’ jawabku
Saat aku sedang menunggu suster itu Mark
kembali lagi dengan membawakanku air minum.
“
ini untukmu, minumlah, supaya sedikit tenang..” katanya sambil memberi ku air
minum.
Perlahan
aku duduk dan meminumnya.
“makasih
yaa..” kataku.
Saat
sedang minum kuperhatikan ujung bibir Mark yang sedikit memar, itu akibat dipukul
Andy tadi.
“Mark,
bibir kamu berdarah.” Kataku sambil menyentuh wajahnya.
Saat
kusentuh, sepertinya dia meringis menahan sakit.
“tidak
apa-apa, luka sedikit..” jawabnya.
Saat itu, suster yang tadi
mengambilkan perban untukku sudah kembali, aku langsung berbaring lagi. Di
gantinya perban yang ada dilukaku. Dan tak lama kemudian selesai.
“suster,
boleh aku minta air dingin?? “ tanyaku.
“iya
boleh, untuk apa??” tanyanya
Aku
menunjuk ke arah Mark.
“wajahnya
memar, aku takut nanti membengkak..” jawabku
Lalu
suster itu mengambilkan air dingin untuk Mark, dan tak lama kemudian kembali
sambil membawakan semangkuk air dingin.
“akan
kuambilkan obat untuknya..” kata suster itu sambil membuka tempat obat yang ada
dilemari disudut ruangan. Sedangkan aku duduk kembali, Mark duduk disampingku.
“aku
kompres yaa lukanya, supaya cepat sembuh
”kataku
“tidak
usah, ini akan sembuh nanti.” katanya.
“Mark...”
panggilku sambil menatapnya.
Mark
langsung mendekat dan ku ambil mangkuk air yang berisi air dingin didekatku dan
langsung mengompres lukanya.
Saat
sedang ku kompres, wajah Mark seperti meringis kesakitan.
"sakit
yaa?? “ tanyaku.
"sedikitt.."
katanya sambil senyum.
Lalu
suster tadi datang membawakan obat untuk Mark, dan langsung memberikannya pada
Mark. Setelah selesai kami keluar dari
poliklinik itu, dan langsung pulang.
*******
Di mobil Mark menyetir mobilnya dengan santai. Saat itu aku langsung terfikir untuk meminta maaf padanya karena aku tadi sudah membentaknya dan dia juga sudah dipukul oleh Andy. Aku merasa sangat bersalah padanya.
"Mark,
maafkan yaa..." kataku pelan.
"untuk
apa??" tanya.
"untuk
semuanya, tadi sikapku kasar, aku
marah-marah padamu. Kamu juga dipukul Andy, aku merasa sangat bersalah.."
jawabku.
"sudahlah
tidak apa-apa, Aku tau kamu lagi punya masalah kan??" tanyanya.
Aku
mengangguk, mataku mulai merah dan berkaca-kaca.
"ya
sudah tenangkan dirimu dulu, kalau kamu mau tidur juga tidak apa-apa.." katanya.
"iya.."
jawabku sambil mengangguk.
"ohh,
iya. Rumah kamu dimana?? " tanyanya lagi.
"Artane
Road Blok 9.A nomor 25.." jawabku.
Mark
mengangguk mengerti.
Lalu aku memejamkan mataku. Aku
memikirkan semua yang terjadi padaku, semuanya karena Andy. Dia telah membuatku
seperti ini, sungguh sakit rasanya saat ku ingat kata-katanya tadi. Dan tak sengaja air mataku mengalir membasahi
pipiku.
Mark
memanggilku.
"angie,
kamu kenapa??" tanyanya. Sambil menyentuh bahuku.
Kubukakan
mataku.
"tidak
apa-apa..." kataku. Sambil menyeka air mataku.
Mark
menatapku dalam. Lalu kembali aku memejamkan mataku. Aku benar - benar tertidur
kali ini, dan terbangun saat Mark yang membangunkan ku.
"Angie,
sepertinya kita sudah sampai.." katanya sambil menepuk-nepuk bahuku.
Aku
terbangun, dan melihat keluar mobil. Kaca mobilnya sudah dibukakan Mark. Butuh
sedikit waktu untuk aku benar-benar mengamatinya.
"iya,
Mark,. Ini rumahku.."kataku.
*******
klo pergantian setting tempat ato waktu sebaiknya di pisah pke tanda * ato ^
BalasHapusbiar jelas..
dan bacanya juga lebih enak karena yang baca jadi bisa mngerti sama ceritanya
terus spasi antar paragraphnya juga lebih di.perhatiin lagi biar gk dempet2an kyak gtu kyak di angkot.. hehehehe
dan setau aku dalam sebuah novel skalipun meskipun bahasa yng di gunainya non formal kata “kalau“ itu di tulisnya bukan “kalo“ deh..
untuk penulisan nama orang sebaiknya di awalin sama huruf kapital,misalnya Mark
terus menulisan kalian setelah tanda “ sebaiknya di awali sama huruf kapital juga, contoh “Sebaiknya...
pendeskripsiannya tambahin lagi biar lbh enak..
oke segitu aja ya reviewnya..
maaf klo reviewnya pendek bnget..
keep writing ma sista :*
kata "kalo" itu lupa diganti kak. Hehehe
BalasHapusoke,okee..
Nanti aku beneri lagi,
mkasih kakak..
galak iih Anggie :Dv
BalasHapusada typo2 dikit koreksi aja lagi tp oke ko ceritanya (y)
galakk kenapa Mrs Harold??
BalasHapus