Senin, 26 November 2012

My Love Story Part 3



**********

Hari sudah beranjak siang saat Mark kembali kerumah sakit dan tak lama dari kedatangan Mark, dokter datang melepaskan semua peralatan kedokteran yang ada di tubuhku. Aku sudah diperbolehkan pulang, semua administrasi rumah sakit sudah selesai dan obatnya juga sudah diberikan kepada ku. Saat akan turun dari tempat tidur dan berjalan keluar dari rumah sakit, aku masih merasa pusing. Penglihatanku masih terasa berkunang-kunang. Namun aku berusaha untuk kuat, aku harus pulang. Mark yang dari tadi memperhatikanku langsung menolong, diambilkannya kursi roda agar aku tidak berjalan hingga ke parkiran. 

Saat keluar dari kamarku dia bertanya “kamu masih pusing, Ngie??”
“ehh, tidak. Aku baik-baik saja” jawabku, padahal rasanya kepalaku sedikit pusing.
“ooh..” jawabnya pendek.
Sesampainya diparkiran, aku langsung berusaha untuk berdiri saat Mark membuka pintu mobilnya.
“kamu bisa Ngie?? Aku bantu yaa..” katanya
“aku bisa..” jawabku.

Lalu aku berdiri pelan-pelan. Terasa nyeri dipinggangku saat berdiri. Aku sedikit meringis. Dan Mark langsung membantuku berdiri, dilingkarkan tangannya dibahuku sambil memegang lenganku. Pelan –pelannya aku berdiri, dan duduk dikursi depan mobilnya.
“makasih yaa..” katanya
Mark mengangguk dan langsung menutup pintu mobilnya. Setelah itu dia duduk disampingku. Dan mulai mengendarai mobilnya.
"Mark, antar aku kestasiun saja, biar nanti aku pulang sendiri.." kataku.
"kamu mau pulang ke Dublin kan??" tanyanya.
Aku mengangguk..
"aku juga pulang ke Dublin. Kita bisa pulang bersama. Lagi pula kamu kan masih sakit." Katanya.
" aku bisa sendiri kok.." kataku
"ayolah, Angie. Tidak salahkan kalau sekalian.." katanya sambil terus menyetir.
"tapii, aku bisa sendiri.." jawabku.
"aku sudah janji dengan dokter Alice kalau kamu akan baik-baik saja sampai di Dublin.."katanya.

Aku menghela nafas panjang. Lama-lama aku mulai kesal dengan sikap Mark yang mulai mengaturku.
"aku butuh sendiri Mark..”jawabku.
“tapi kesehatan kamu juga penting Angie..” katanya.
“kamu siapa?? mengapa mengaturku?? " bentakku.
Seketika Mark melihat ke arahku, menatapku dan tak lama kemudian kembali fokus menyetir.
"baiklah kalau itu yang kamu mau.." katanya pelan.

Mark mempercepat laju kendaraan. Kami saling diam satu sama lain. Ku lihat dari ujung mataku Mark terlihat kesal. Aku jadi merasa bersalah karena tadi membentakknya. Tapi saat ini aku benar-benar butuh sendiri. Aku ingin menenangkan diri dan hatiku.
Tak lama kemudian, kami sudah sampai di halaman parkir stasiun.
"sudah sampai..” katanya.
"Makasihh.." kataku sambil membuka pintu mobilnya.
Dan dengan buru-buru dia keluar dari mobil. Dia langsung membukakan pintu mobilnya untukku.
"sini aku bantu.." katanya sambil menjulurkan tangannya.
" aku bisa sendiri.." jawabku.

Lalu aku berdiri untuk keluar mobil. Mark langsung menarik tangannya dan segera menyingkir dari depanku. Dia hanya diam memperhatikanku.
Aku bisa berdiri, namun setelah berdiri masih saja penglihatanku berkunang-kunang, kepalaku juga sedikit pusing. Hampir saja aku terjatuh, untung Mark yang berdiri disampingku langsung menangkap tubuhku. Tangan kanannya langsung memeluk tubuhku dan tangan kirinya memegang tanganku. Wajah kami berdekatan, hanya berjarak beberapa centimeter. Tak sengaja kami saling menatap, lama tak berpaling. Tiba-tiba jantungku berdetak lebih kencang, rasa dingin langsung memburu ketubuhku sampai keujung kaki.

Suara deruman mobil yang datang, membuat kami tersadar. Aku langsung memalingkan wajahku, aku tau wajahku pasti sudah memerah karena malu. Begitupun Mark, dia seperti salah tingkah..
"sorry.." katanya.
"sorry juga,.." kataku sambil berusaha segera berdiri. Dan mark memegangi bahuku. Memastikan kalau aku benar-benar berdiri seimbang.

*********

Lalu aku berjalan memasuk kedalam stasiun itu dengan dibantu Mark. Tangannya masih melingkar dibahuku.
" aku antar sampai ke dalam yaa. Aku takut kamu jatuh lagi" katanya.
Aku mengangguk. Dan saat kami sedang berjalan, dari arah berlawanan datang seseorang yang sepertinya kukenali. Semakin mendekat, dan ternyata itu Andy.
"Angie..." panggilnya kaget dan langsung melihat ke arah Mark yang merangkulku.

Tak ku hiraukan dia, aku terus berjalan. Kulirik Mark, dia terlihat agak bingung.
"Angie, aku fikir kamu sudah pulang tapi ternyata kamu masih disini. Semalam aku mencarimu, aku telpon kak Nicky  tapi nomornya tidak aktif. Aku khawatir denganmu.." katanya.
"sejak kapan kamu peduli denganku???" tanyaku kesal.
"aku bisa jelaskan semuanya sayang. Beri aku waktu, aku akan menjelaskan semuanya." katanya lagi
"tidak usah, aku tidak punya waktu.." kataku.
"Angie, beri aku satu kesempatan lagi. Pleasee.." katanya memohon.
"tidak..." bentakku sambil menggeleng.
“Angie.. pleasee..”dia memohon lagi.
“sudah jelas semuanya,. Cukup jelas..” bentakku lagi.
"ohh aku tau, kamu juga selingkuhkan??.." katanya dengan suara keras. Membuat langkahku terhenti.
"kamu siapa aku?? Kita sudah putus. Dan jangan pernah sembarangan bicara.." kataku
"itu buktinya.." katanya dia menunjuk Mark yang ada disebelahku.

Mark mengerutkan dahinya. Aku yakin dia pasti bingung.
"aku tidak selingkuh, kamu yang selingkuh. Wanita itu... “ jawabku lebih keras dari suaranya.
“iya, memang dia pacarku. Itu kulakukan karena aku bosan denganmu..” katanya
Sangat sakit kudengar kata-kata itu.
“kenapa tidak kau putuskan saja aku dari dulu?? “ tanyaku

Dia terdiam mendengar ucapanku.
“aku menyesal telah mengenalmu. Aku sangat membencimu. Susah payah aku kesini, tapi apa??. Kamu buat aku kecewa,.” Mataku langsung memanas dan tak kusadari air mataku langsung meleleh membasahi pipiku.
“kamu juga tidak tau kan apa yang sudah terjadi denganku tadi malam??  Aku kesini untuk kamu,tapi kamu buat aku kecewa. Kalau kamu sudah bosan denganku, putuskan aku. Batalkan pertunangan kita. Jangan kau buat aku seperti ini..." kataku sambil berjalan meninggalkan dia. Mark masih membantuku.
"kamu kenapa??" kata Andy sambil menarik tangan kiriku. Spontan aku menjerit..
"aduhh, "aku mengeluh.

Mark tiba - tiba menahan tangan Andy untuk tidak menarik tanganku.
"tolong, hati - hati,..” belum selesai Mark berbicara, dilepaskannya tangannya yang menarikku tadi. Lalu kerah jaket Mark langsung ditarik Andy. Sedang kan aku meringis kesakitan.
"kamu tidak usah ikut campur. Kalau kamu bukan siapa-siapa Angie. Atau kamu siapa??" bentaknya sambil melepaskannya.
"aku memang bukan siapa-siapanya Angie tapi kamu tidak seharusnya seperti itu. Kamu tidak tau kan, apa yg terjadi semalam.." jawab Mark
"apa ?? Kamu lama-lama sok tau yaa.." katanya lalu memukul wajah Mark. Pukulan Andy tepat mengenai sudut bibir Mark.
Mark sudah siap membalas pukulan Andy, tapi aku langsung berteriak.
"stop.. Stopp..." Mark tidak jadi memukul Andy dan melepaskan pegangannya.
"Andy, aku hampir mati semalam." kataku sambil menangis.
"aku tidak tau sayang.." katanya sambil mendekat kearahku dan mencoba membelai rambutku.
"jangan panggil aku sayang, kita sudah putus dari semalam. Dan jangan sentuh aku..” jawabku.
“Aku akan batalkan pertunangan kita secepatnya. Sekarang kamu pergi, atau aku panggil satpam disini." bentakku sambil menangis.
"Angie.. Please.."katanya masih memohon lagi.
"pergi kamu!!!." Teriakku lagi.

Lalu aku menarik tangan Mark untuk pergi dari sana. Kulihat Andy langsung pergi naik motornyaa dengan ngebut.
"Mark, maafkan aku. Kamu dipukul Andy tadi.." kataku sambil nangis.
"sudah, aku tidak apa-apa” sambil memegang bibirnya yang tadi dipukul Andy.
 “Ngie, kamu pucat. Kita cari minum yaa." Katanya lagi.
Aku mengangguk, tiba-tiba terasa nyeri dipinggangku. Tanpa sadar aku mengaduh “aduhh” sambil memegangi pinggangku.
“kamu kenapa?? Luka dipinggang kamu sakit??” tanyanya.
Aku mengangguk.
“kita kedalam dulu yaa, disini ada poliklinik. Kita istirahat dan obati kamu dulu..” katanya

Karena rasanya semakin sakit. Akupun menuruti permintaan Mark. Lalu kami berjalan kearah poliklinik stasiun. Saat akan ke poliklinik stasiun Mark bicara padaku.
"sebaiknya kita pulang naik mobil saja yaa?? " ajaknya.
“tidak Mark. setelah dari klinik, aku akan menunggu kereta yang akan berangkat ke Dublin “ Jawabku
"ayolah Angie,lagi pula  wajahmu pucat begitu.." katanya lagi
Aku masih terdiam.
“Ngiee...” panggilnya lagi.
Aku berfikir sejenak, dan akhirnya ku turuti dia.
"baiklah,.." kataku.

*******

Kami sudah sampai di poliklinik yang ada distasiun itu.Disana ada seorang seorang suster yang sedang bertugas. Saat itu Mark langsung menjelaskan keadaanku pada suster itu, dan dia pun langsung mengobati lukaku. Sedangkan Mark pamit keluar.
Aku terbaring ditempat tidur poliklinik itu.
"tunggu disini sebentar ya, akan ku ambilkan perban untuk mu didalam. " kata suster itu.
“iya suster..’ jawabku

Saat aku sedang menunggu suster itu Mark kembali lagi dengan membawakanku air minum.
“ ini untukmu, minumlah, supaya sedikit tenang..” katanya sambil memberi ku air minum.
Perlahan aku duduk dan meminumnya.
“makasih yaa..” kataku.
Saat sedang minum kuperhatikan ujung bibir Mark yang sedikit memar, itu akibat dipukul Andy tadi.
“Mark, bibir kamu berdarah.” Kataku sambil menyentuh wajahnya.
Saat kusentuh, sepertinya dia meringis menahan sakit.
“tidak apa-apa, luka sedikit..” jawabnya.

            Saat itu, suster yang tadi mengambilkan perban untukku sudah kembali, aku langsung berbaring lagi. Di gantinya perban yang ada dilukaku. Dan tak lama kemudian selesai.
“suster, boleh aku minta air dingin?? “ tanyaku.
“iya boleh, untuk apa??” tanyanya
Aku menunjuk ke arah Mark.
“wajahnya memar, aku takut nanti membengkak..” jawabku

Lalu suster itu mengambilkan air dingin untuk Mark, dan tak lama kemudian kembali sambil membawakan semangkuk air dingin.
“akan kuambilkan obat untuknya..” kata suster itu sambil membuka tempat obat yang ada dilemari disudut ruangan. Sedangkan aku duduk kembali, Mark duduk disampingku.
“aku kompres yaa lukanya, supaya cepat sembuh  ”kataku
“tidak usah, ini akan sembuh nanti.” katanya.
“Mark...” panggilku sambil menatapnya. 

Mark langsung mendekat dan ku ambil mangkuk air yang berisi air dingin didekatku dan langsung mengompres lukanya.
Saat sedang ku kompres, wajah Mark seperti meringis kesakitan.
"sakit yaa?? “ tanyaku.
"sedikitt.." katanya sambil senyum.
Lalu suster tadi datang membawakan obat untuk Mark, dan langsung memberikannya pada Mark.  Setelah selesai kami keluar dari poliklinik itu, dan langsung pulang.

*******

Di mobil Mark menyetir mobilnya dengan santai. Saat itu aku langsung terfikir untuk meminta maaf padanya karena aku tadi sudah membentaknya dan dia juga sudah dipukul oleh Andy. Aku merasa sangat bersalah padanya.

"Mark, maafkan yaa..." kataku pelan.
"untuk apa??" tanya.
"untuk  semuanya, tadi sikapku kasar, aku marah-marah padamu. Kamu juga dipukul Andy, aku merasa sangat bersalah.." jawabku.
"sudahlah tidak apa-apa, Aku tau kamu lagi punya masalah kan??" tanyanya.
Aku mengangguk, mataku mulai merah dan berkaca-kaca.
"ya sudah tenangkan dirimu dulu, kalau kamu mau tidur juga tidak apa-apa.." katanya.
"iya.." jawabku  sambil mengangguk.
"ohh, iya. Rumah kamu dimana?? " tanyanya lagi.
"Artane Road Blok 9.A nomor 25.." jawabku.
Mark mengangguk mengerti.

Lalu aku memejamkan mataku. Aku memikirkan semua yang terjadi padaku, semuanya karena Andy. Dia telah membuatku seperti ini, sungguh sakit rasanya saat ku ingat kata-katanya tadi.  Dan tak sengaja air mataku mengalir membasahi pipiku.
Mark memanggilku.
"angie, kamu kenapa??" tanyanya. Sambil menyentuh bahuku.

Kubukakan mataku.
"tidak apa-apa..." kataku. Sambil menyeka air mataku.
Mark menatapku dalam. Lalu kembali aku memejamkan mataku. Aku benar - benar tertidur kali ini, dan terbangun saat Mark yang membangunkan ku.
"Angie, sepertinya kita sudah sampai.." katanya sambil menepuk-nepuk bahuku.
Aku terbangun, dan melihat keluar mobil. Kaca mobilnya sudah dibukakan Mark. Butuh sedikit waktu untuk aku benar-benar mengamatinya.
"iya, Mark,. Ini rumahku.."kataku.

*******

4 komentar:

  1. klo pergantian setting tempat ato waktu sebaiknya di pisah pke tanda * ato ^
    biar jelas..
    dan bacanya juga lebih enak karena yang baca jadi bisa mngerti sama ceritanya

    terus spasi antar paragraphnya juga lebih di.perhatiin lagi biar gk dempet2an kyak gtu kyak di angkot.. hehehehe
    dan setau aku dalam sebuah novel skalipun meskipun bahasa yng di gunainya non formal kata “kalau“ itu di tulisnya bukan “kalo“ deh..

    untuk penulisan nama orang sebaiknya di awalin sama huruf kapital,misalnya Mark

    terus menulisan kalian setelah tanda “ sebaiknya di awali sama huruf kapital juga, contoh “Sebaiknya...

    pendeskripsiannya tambahin lagi biar lbh enak..

    oke segitu aja ya reviewnya..
    maaf klo reviewnya pendek bnget..

    keep writing ma sista :*

    BalasHapus
  2. kata "kalo" itu lupa diganti kak. Hehehe

    oke,okee..
    Nanti aku beneri lagi,
    mkasih kakak..

    BalasHapus
  3. galak iih Anggie :Dv

    ada typo2 dikit koreksi aja lagi tp oke ko ceritanya (y)


    BalasHapus