Minggu, 25 November 2012

My Love Story Part 2



Aku bernafas lega karena tidak tertabrak. Ku pandangi mobil itu, seorang lelaki keluar dari dalam. Dan dipandanginya aku sesaat.
"kamu gak papa..?? Dia menghampiriku.
"aku gak........." rasanya tubuhku lemah sekali, tak kusadari aku terjatuh. Untung dengan sigap lelaki itu menangkap tubuhku..
"merekaa..,"  aku mengerang.
Dan tiba-tiba pandanganku kabur,  aku  tak sadarkan diri. Aku tak tau lagi apa yang aku terjadi dengan ku.

Awalnya aku tak merasakan apa-apa didalam ketidaksadaranku, ntah berapa lama aku tak sadarkan diri. Namun sekarang aku baru bisa merasakan orang-orang yang beraktivitas didekatku. Terasa juga ada sesuatu yang dingin masuk kedalam hidungku dan rasa pegal di tangan kananku. Sakit rasanya. Namun masih sulit untuk ku bukakan mataku. Ku dengar beberapa orang sedang membicarakanku.
“siapa namanya...??”tanya seorang perempuan.
“aku tidak tau, aku tadi hampir menabraknya. Kulihat  dia sudah berdarah. Badannya pucat dan lemah. Aku rasa dia hampir dibunuh, karena saat aku datang dia seperti menunjuk seseorang. Tapi disana sudah tidak ada orang lagi.“jelas lelaki itu.
“apakah dia memiliki kartu identitas?? mungkin didalam tasnya.” Kata perempuan itu lagi.
“baiklah, akan kulihat nanti. bagaimana keadaannya?? ”tnya lelaki itu.
“keadaannya akan segera membaik, hanya butuh istirahat yang cukup..” kata perempuan itu
“ohh. Iya aku sudah menemukan kartu identitasnya, namanya Angelica Laurie Byrne “ jawab lelaki itu.
“baiklah, kalau begitu aku permisi sekarang. Dan kamu juga sebaiknya istirahat” kata perempuan itu.
“iya, terima kasih dok..” jawab lelaki itu.

Oh, ternyata perempuan itu dokter. Jadi sekarang aku dirumah sakit, kataku dalam hati. Tak lama dari itu, tiba – tiba  aku merasa tenggorokanku sangat kering. Rasanya sangat haus. Tak sengaja aku mengerang “ma.....”
“kamu sudah sadar..??”kudengar lelaki itu berbicara lagi.

Lalu pelan – pelan aku berusaha membukakan mataku. Cahaya lampu yang terang diatas ku membuatku silau. Kulihat langit - langit dan dinding yang berwarna putih. Dan lelaki yang menolongku tadi duduk disamping ku.
Dia langsung memberi ku air minum.
“sebaiknya kamu minum dulu..” katanya
Aku pun menurutinya “aku kenapa??” tanyaku
“aku mau pulang..” kataku lagi  sambil berusaha untuk duduk, namun sakit rasanya saat aku bergerak. “aduhh...” keluhku.
“sebaiknya kamu jangan banyak bergerak dulu, luka di pinggangmu baru selesai diobati. Lagipula kondisi kamu sangat lemah..” katanya.

Ku urungkan niatku untuk duduk, aku langsung kembali berbaring. Aku menarik nafas panjang sambil kembali berusaha mengingat apa yang terjadi dengan ku hari ini. Aku mulai ingat,  dan langsung gemetar saat mengingatnya lagi. Sungguh tak seberuntung yang kuharapkan, hal-hal yang tak pernah terbayangkan terjadi padaku. Sungguh aku membenci hari ini.
“hey.. kamu kenapa??” lelaki itu membuyarkan lamunanku
“aku gak papa.. makasih kamu sudah menolongku..” kataku dingin sambil memandangi tanganku yang sudah diinfus.
Ntah kenapa tiba – tiba aku malas berbicara dengan laki – laki, ada rasa sakit didalam hatiku sejak kejadian tadi sore. Sangat sakit rasanya.
“kamu Angelica Laurie Byrne??” tanyanya padaku sambil menjulurkan tangan untuk bersalaman denganku. “aku Mark Feehily..” katanya
“iya, aku Angie..” sambil menoleh kearahnya dan bersalaman dengannya.
“maaf tadi aku membuka tas kamu untuk melihat identitasmu..” katanya
“gak papa..” jawabku pendek,
“Maaf kalau aku banyak bertanya, kamu tadi kenapa?? ” tanyanya.
“aku..aku diganggu oleh 2 orang lelaki.” Jawabku pelan..
“mereka menyerangmu..?? ”tanyanya lagi
“mereka mengajakku, dan menginginkan uangku.. tapi aku menolak, aku tidak ingin pergi bersama mereka, mereka seperti orang mabuk.” jawabku.
“lalu bagaimana bisa, kau terluka??’tanyanya lagi.
“ntahlah, saat mereka merangkulku dan aku memberontak ingin melepaskan diri tiba-tiba aku melihat pisau yang mereka pegang sudah berdarah. Aku baru sadar kalau pisau itu telah melukaiku” jelasku
“memang akhir-akhir ini, disini  tidak aman..” katanya
“iya, aku sudah diperingatkan oleh sopir taksi yang ku tumpangi tadi. Tapi karena aku ingin  mengejar kereta terakhir malam ini, akhirnya aku nekat untuk jalan kaki..” jelasku
“kamu tadi naik taksi?? kamu mau kemana?” tnyanya lagi.
“iya, aku naik taksi, tapi mogok ditengah jalan. Aku akan ke stasiun untuk pulang ke Dublin, kereta terakhir ada jam 9 malam ini.  Tapi sekarang sepertinya sudah terlambat. “ kataku sambil memandangi jam dinding yang ada didepanku, kulihat sudah menunjukkan jam 2 dinihari.
“kalau kamu mau, besok kamu bisa pulang denganku. Kebetulan besok siang aku akan pulang ke Dublin juga.” Ajaknya padaku
“gak usah makasih, aku bisa koq pulang sendiri. Makasih kamu sudah menolongku..” kataku
“iya, sama-sama. Tapi sebaiknya kamu fikirin lagi tawaran aku tadi“ katanya
“terserah kamu “ kataku sambil kupejamkan mataku.

Rasanya memang tak adil aku bersikap seperti itu kepada Mark karena sebenarnya dia tidak salah. Tapi aku bersikap dingin bahkan cenderung kasar, aku masih sakit hati kalau mengingat kejadian hari ini yang semuanya disebabkan oleh laki - laki.
Saat itu aku benar-benar tertidur, dan  terbangun kembali. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Lalu aku melihat kearah Mark yang duduk didekatku dia sudah tertidur. Kupandangi wajahnya sejenak, aku rasa dia orang baik. Dan ternyata lucu juga kalau melihat dia tertidur. Aku sedikit tersenyum, sebelum akhirnya ku putuskan lagi untuk tidur lagi.

                                                                             ******

Pagi itu aku terbangun saat suster membuka gorden kamarku. Sinar matahari yang masuk melalui kaca jendela terasa hangat dikulitku. Kulihat Mark yang semalam duduk disampingku sudah tidak ada.
"selamat pagi  Angie..." sapa suster itu padaku.
"pagii..." jawabku tersenyum.
"bagaimana keadaanmu hari ini..??"tnyanya.
"sudah membaik sepertinya. Hanya sedikit nyeri dipinggangku.." jawabku,
"iya, lukanya belum kering, jadi masih agak sakit. Nanti kalo dokter Alice sudah datang perbannya akan diganti" katanya.

Aku mengangguk sambil mndengar penjelasan suster itu. Saat menoleh kesebelah kanan memandangi tanganku. Baru kusadari ada darah yang mengalir diselang itu. Diatas tergantung kantung darah.
"suster, aku kenapa?? Kekurangan darahkah??" tanyaku.
"luka yang kamu derita,  mengakibatkan kamu kehilangan banyak darah. Telah terjadi infeksi akibat luka itu dan karena terlalu lama kamu mendapat pertolongan. Sehingga darahnya terus mengalir.." jelas suster itu.
"ooh, iya. Siapa yang sudah mendonorkan darahnya untukku??" tanya ku lagi.
"awalnya kami mengira persediaan darah B masih ada, ternyata kosong. Beruntung orang yang mengantar kamu kesini memiliki darah B juga, jadi dia yang mendonorkan darahnya untukmu"jelasnya lagi.

Mark?? Fikirku dalam hati. Ternyata dia banyak membantuku. Tapi tadi malam aku bersikap dingin dan kasar dengannya. Rasa bersalah menghantuiku karena sikap ku padanya.
Saat aku sedang terdiam, Mark datang..
"kamu sudah bangun??" tnyanya padaku.
"iya,.." sambil menoleh ke arah nya.

Dan suster yang tadi ada dikamarku keluar.
"maaf aku tadi keluar sebentar" katanya.
"gak apa-apa."jawabku..
Dan kami sama-sama terdiam. Kulihat ditangan Mark sebelah kanan memang ada perban dan plester yang menempel.
"eehh.. Aku...."tiba - tiba kami ingin memulai pembicaraan secara bersamaan. Dan kembali diam.
"kamu yang duluan bicara" katanya.
"gak, kamu yg duluan" jawabku.
"kamu yang duluan,.." katanya lagi.
"yaa.. Aku mau berterimakasih sama kamu, Mark. Karena kamu sudah membantuku. Apalagi kamu sudah mendonorkan darahmu untukku. Maaf  aku sudah merepotkanmu"kataku
"iya, sama-sama. Tapi kamu tidak merepotkanku.." katanya sambil tersenyum..

Setelah itu, dokter datang memeriksa keadaanku. Mark memperhatikanku saat aku sedang diperiksa.
"keadaanmu sudah membaik, darah dikantungnya juga hampir habis.. "
"aku mau pulang dokter,.." kataku
"kamu butuh banyak istirahat, kondisi kamu masih lemah. Sebaiknya tetaplah disini. " katanya.
"ayolah dokter, pleasee. Aku mau pulang. " kataku
Aku bingung bagaimana caranya agar aku pulang. Tak sengaja aku beradu pandang dengan Mark. Dengan muka memelas aku memohon kepada Mark untuk membantuku membujuk dokter.
"dokter, aku bisa menjamin dia akan baik - baik saja. Dia akan pulang bersama ku sampai ke Dublin.." kata Mark.
Sesaat dokter terdiam,.
"iya dokter, aku pulang bersama Mark. Aku akan berobat lagi, sesampainya di Dublin. " kataku.
"yaa, baiklah. Tapi kamu harus kembali berobat sesampai di Dublin, akan ku berikan surat rujukannya. Dan sebaiknya kamu jangan terlalu capek, karena kondisi kamu masih lemah.." kata dokter itu.
"baiklah dokter.." jawabku.
Mark pun mengangguk ,dengan pelan ku katakan "thanks" sambil tersenyum padanya..

Lalu dokter itu mengganti perban dan memberinya obat. Dan berbarengan dengan itu suster yang tadi menemaniku datang membawakan sarapan.
"sebaiknya kamu sarapan Angie, supaya keadaanmu cepat membaik.." kata dokter itu.
"iya dok.. Makasih.."Jawabku,
"oh iya, kalau selesai makan obatnya diminum yaa. Dan kalau kamu memang ingin pulang hari ini kamu harus habiskan darah dan infus yang masih ada..” katanya
“ya, dok.. ‘ jawabku.
Lalu dokter dan suster tadi keluar. Sekarang hanya ada aku dan Mark diruangan itu.
“kamu harus sarapan yaa..?? supaya cepat pulih..” katanya

Aku mengangguk pelan. Lalu Mark menyuapi ku makan. Saat itu aku dan Mark saling diam, tak satupun diantara kami yang saling berkata. Dan disaat aku sedang makan tiba- tiba aku tersedak..
“hukk..hukk..” aku batuk..
“kamu gak papa?? Ini minumnya..” katanya sambil memberikanku minum.
“aku gak papa.. makasih..” kataku
Lalu Mark mengambil tissue yang ada dimeja dekatku..
” maaf, ada sisa makanan “ katanya sambil mengelap sisa makanan yang ada di bibirku. Tak sengaja tangannya menyentuh bibirku. Aku jadi malu sendiri.
“iya, Mark makasihh.. “kataku.
Mark pun mengangguk sambil tersenyum.

Selesai makan aku langsung minum obat dan Mark pamit pergi sebentar. Pagi itu aku sudah sangat ingin pulang, aku takut kalau kakak ku akan mencariku. Memang kemarin aku sudah memberitahunya kalau kemungkinan aku akan pulang hari ini. Tapi dia belum tau kalau keadaanku seperti ini. Akhirnya ku ambil ponselku yang ada dialam tas, ternyata ponselnya Mati. Dan begitu dihidupkan lagi banyak pesan yang masuk dari Andy dan beberapa dari kakakku, lalu langsung kukirim pesan singkat untuk Kak Nicky. Ku beritahu bahwa aku akan pulang paling lambat sore ini. Dan tak lama ku kirim pesan singkat itu, sudah  dibalasnya. Dia mengizinkanku pulang sore ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar