Minggu, 25 November 2012

My Love Story Part 1


Malam itu udara begitu dingin sehingga menusuk sampai ketulang, aku yang berjalan sendiri tak sanggup untuk menahan air mataku untuk turun dengan derasnya. Ingin rasanya aku berteriak sekuat mungkin, untuk meluapkan seluruh rasa yang ada saat ini. Sungguh aku kecewa, marah dan membenci keadaan ini, aku menyesal telah ada disini. Bagaimana tidak, aku datang kesini hanya untuk dia, dia yang telah ku anggap sebagai cinta pertama dan terakhirku telah mengkhianati kesetiaan ku selama ini. Tak pernahkah dia menghargai bagaimana aku berusaha untuk tetap mencintainya selama ini.. hancur rasanya aku.

Aku telah berusaha untuk memberikan yang terbaik kepadanya, di hari ulang tahunnya yang ke 23, aku datang kesini untuk memberikan surprise. Tapi begitu aku datang, aku melihat sebuah kenyataan yang tak ku bayangkan sebelumnya. Hari ini dengan mata kepalaku sendiri kulihat dia bermesraan dengan seorang wanita yang tak kukenali. Mereka berpelukan dan beberapa kali kulihat Andy, pacarku menciumnya. Aku melihatnya sendiri begitu sampai dirumah Andy. Lama ku pandangi sambil terdiam. Sebuah hadiah ulang tahun dan kue tart yang ku pegang, tak sengaja terlepas olehku..

“Braaakkkk....” aku terkejut sendiri mendengarnyaa. Kulihat Andy dan wanita itu langsung memandang kearah pintu.
“Angie...???” ku lihat Andy menyebut namaku dengan kaget.
“aku perlu bicara sama kamu sebentar..” kataku sambil tetap berdiri didepan pintu.
“itu siapa sayangg..” perempuan itu bertanya..
Apaa?? Sayangg?? Sakit hatiku mendengarnya. “aku pacarnyaa..” jawabku
“ohh, kamu mantan pacarnya, Kamu kan sudah putus sama Andy..” katanya sambil menggandeng tangan Andy
“kamu tunggu sebentar disini.. pleasee..” Andy memohon kepada perempuan itu.
“gak. Kamu mau kmana??” perempuan itu membentak..
Aku semakin sakit hati melihatnya..
“okee, aku Cuma mau bilang sama kamu” kataku sambil ku tunjuk perempuan itu.
“ kalo aku belum putus sama Andy. Ini buktinyaa,”sambil tunjukkan cincin yang ada dijari manisku.
Kulihat Andy, tertunduk diam..
“tapi sekarang gak usah khawatir, karna aku akan membatalkan pertunangan yang pernah terjadi.." lalu ku berikan cincin tunangan itu kepada Andy.. 
Kulihat perempuan itu langsung terdiam dan pergi keluar saat aku memberikan cincin itu kepada Andy.
"kamu harus dengar dulu penjelasan dari aku.."Andy memohon padaku.
"aku gak butuh penjelasan dari kamu sedikit pun, aku benci kamu.." kataku
"Angie, pleasee.. " katanya masih memohon.
"aku sudah liat semuanya, gak usah lagi dijelasin aku udah ngerti. Kita putus ! Kamu jangan ganggu aku lagi"teriak ku

Lalu aku bergegas pergi.
"bagaimana dengan keluarga kita. Mama, papa aku" katanya
Langkahku terhenti sejenak.
"aku akan bilang semua ini ke orang tua ku,.." kataku sambil beranjak pergi..
Saat itu aku berlari sekuat mungkin sambil menangis. Ku lihat Andy mengejarku namun tak kuhiraukan dia. Andy tetap berusaha untuk membuat ku tidak pergi, namun aku bersikeras untuk pergi.
*******
Sekarang ku lihat dia tak mengejarku lagi. Aku langsung nenumpangi taksi yang kebetulan lewat. Saat ditaksi itu ku lihat jam tangan ku sudah menunjukkan pukul 8 malam. Aku teringat, kalau aku harus pulang malam ini, karena aku tak tau harus menginap dimana. Aku harus ke stasiun sebelum kereta terakhir berangkat. Namun ternyata sial, tiba - tiba taksi yang ku tumpangi itu mogok.
"kenapa pak??" tanyaku
“Ada masalah dengan mesinnya .." katanya
"memperbaikinya lama gak pak" tanyaku lagi.
"kemungkinan lama, soalnya saya mau lagi minta bantuan dengan teman saya. Dia akan datang sekitar 30 menit lagi" jelasnya padaku.
"apaaa??? " kataku keheranan.
"iya, kamu tunggu saja di dalam. Sepertinya akan turun hujan" kata supir itu.
"kalo dari sini ke stasiun terdekat berapa lama waktunya, jauh gak??" tanyaku. Ku putuskan untuk berjalan kaki untuk sampai ke stasiun.
"sekitar 10 menit kalo jalan kaki, tapi sebaiknya jangan soalnya ini sudah malam" jawab supir itu.
"aku harus segera kestasiun, sebelum kereta terakhir berangkat. Makasih pak, sudah antar saya" kataku sambil ku berikan beberapa puluh ribu uang, dan aku pergi.

Aku berjalan cepat, untuk sampai di Stasiun terdekat. Jalanan  terlihat sepi, kulirik jam tanganku sudah menunjukkan pukul 8:30 berarti aku punya waktu 30 menit sebelum kereta terakhir berangkat. Hari sudah mulai gerimis dan udara malam itu yang terlalu dingin rasanya membuat  nafasku sesak, tapi aku tetap berusaha untuk kuat. Kucari jaketku didalam tas, siaal ternyata tertinggal di rumah Andy.
Setelah agak jauh berjalan kulihat ada 2 orang laki - laki di belakangku. Rasanya sedikit lega, karena aku tidak sendiri, sepertinya mereka sudah mendekat kearahku. Namun aku tetap berjalan cepat untuk segera sampai ke stasiun lagi pula rintik hujan belum juga reda. Dan tiba - tiba secara tak terduga seseorang memegang bahu kananku.
"kamu sendirian??" tnya seorang lelaki.
Langsung saja aku menoleh kearahnya. Kulihat tingkah laku mereka seperti orang mabuk, mereka berjalan sempoyangan.
"ehh, iya.." jawabku.
"mau kemana??" tnya lelaki yang satunya lagi.
"akuu, mauu...." belum selesai aku menjawab, lelaki itu menatapku sambil berkata "sebaiknya kamu ikut kami saja malam ini. "
"ohh, gak usah makasih aku sebentar lagi sampai koq" kataku.
Rasanya aku semakin takut. Apalagi mereka berdua selalu menatapku liar. Lalu aku bergegas untuk menjauh dari mereka berdua.
"maaf aku duluan.." kataku..
Aku berjalan lebih cepat, namun saat aku berjalan tiba- tiba tas selempangan yang kupakai ditarik oleh seseorang.
"kalau begitu berikan tasmu padaku.." kata seorang lelaki.
"jangan, aku gak punya apa -apa." langsung kutarik tasku dan ku pegang lebih erat.
Aku terus berjalan dengan cepat, namun saat aku berjalan tiba – tiba seorang lelaki diantara mereka menarik tanganku.
“ikut kami dan berikan uangmu ..” katanya.
seketika aku gemetar ketakutan, “tidakk...” jawabku.
Aku memegang erat tasku..
“kamu yakin tidak..” tanya lelaki yang satunya sambil mendekat kearahku dan tiba – tiba mengeluarkan pisau lipat dari saku jaketnya. Di ayunkannya kearah arahku..
“jangan sakiti aku..” jawabku semakin gemetar, keringatku mulai bercucuran karena aku ketakutan.
“ayolah, ikut dengan kami. Kita akan bersenang – senang malam ini “ kata lelaki yang menarik tanganku tadi.
Aku menggeleng “tidakk...” jawabku lagi.

Mereka memandangiku dalam. Aku terdiam membeku dihadapan mereka. tapi fikiranku berputar, mencari cara bagaimana aku bisa lari dari dua lelaki ini. Lalu terfikir suatu cara dibenakku. Kuinjak kan kaki lelaki yang memegang tanganku tadi dengan keras. Tanganku terlepas olehnya, aku pun berteriakk “tolooongg..”
Aku berlari ketengah jalan raya. Namun belum sempat aku jauh, lelaki yang memegang pisau tadi mencengkram bahuku, langkahku terhenti.
“kau keras kepala yaa..” kata lelaki yang memegang pisau tadi.
Didekatinya aku, dibelainya wajahku, aku membuang muka dari tatapan nya.
“kau ingin pisau ini melukaimu??”tanyanya.
Aku menggeleng, “ambil lah uangku, tapi jangan sentuh aku..” jawabku
“aku sekarang sudah sangat menginginkanmu,..”kata lelaki itu sambil tersenyum.
Lelaki yang ku injak kakinya tadi merangkulku.
“ayolah, hanya malam ini saja..” katanya
“lepasss.. tolongg..!!!! “teriaakku. Namun karena jalanan yang sepi tak seorangpun mendengarkanku.
Aku terus memberontak, aku berusaha melepaskan rangkulan tangan lelaki itu dari tubuhku..
“lepass..” teriakku lagi

Namun saat aku berteriak dan memberontak, tiba – tiba aku merasakan sesuatu menusuk dipinggangku. Kulihat ekspresi dari lelaki yang memegang pisau tadi berubah. Pisau yang dipegangnya tadi sudah berlumuran darah. Lelaki yang merangkulku tadi langsung melepaskanku. Aku menuduk melihat diriku sendiri. Bercak darah keluar dari pakaianku. Kupegangi pinggangku, bajuku sudah basah. Bau darah langsung menusuk hidungku. Ya tuhan, pisau itu melukaiku..
Lalu kupandangi kedua laki – laki itu, mereka langsung berlari meninggalkanku. Tubuhku semakin lemah, kepalaku mulai pusing. Mataku berkunang – kunang. Namun aku berusaha untuk kuat. Aku harus segera sampai kestasiun, aku harus pulang, fikirku.
          Saat berusaha untuk menyeimbangkan tubuhku, agar aku bisa kuat. Namun sangat sulit rasanya. Tiba – tiba dari depanku, sebuah mobil melaju dengan kencang. Aku terkejut dan terdiam kaku ditengah jalan. Mobil itu berdencit mengerem mendadak. Hanya berjarak beberapa centimeter dari kakiku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar