Minggu, 23 Desember 2012

My Love Story Part 7


Persiapan untuk liburan ­kami telah selesai, semua perlengkapan yang akan dibawa sudah disiapkan. Sebenarnya aku sedikit malas untuk ikut dalam liburan ini, karena sebelumnya aku sudah mempunyai rencana sendiri untuk akhir minggu ini. Tapi akhirnya kubatalkan rencanaku karena aku merasa tidak enak dengan kak Nicky dan teman-temannya.

            Pagi itu jam sudah menunjukkan pukul 9, kami sudah berkumpul dirumahku. Kak Kian sudah datang bersama dua orang wanita, saat dikenalkan ternyata itu kekasihnya, Kak Jodi dan adiknya Kak Gillian. Kak Gina, kekasih kak Nicky sudah dari semalam ada dirumah, dia memang menginap disini bersamaku. Sekarang  tinggal Kak Shane yang belum datang. Kami sudah akan  berangkat, tapi dia belum juga datang. Saat ditelpon dia menyuruh kami berangkat duluan, ternyata mobilnya tiba-tiba mogok, jadi dia harus mengganti mobilnya dulu. Dia juga memberitahu, bahwa dia mengajak sepupunya dalam liburan ini.

            Aku berangkat bersama kak Nicky dan kak Gina, sedangkan kak Kian bersama Kak Jodi dan adiknya. Perjalanan ke pantai memakan waktu satu jam lebih, aku juga belum tahu persis dimana tempatnya. Menurut kak Nicky tempatnya masih asli dan sepi dari turis-turis. Saat dimobil, aku hanya mendengarkan musik di Ipod ku sambil pura-pura tertidur karena kulihat kak Nicky sedang bermesraan dengan kak Gina.

            Tanpa terasa kami sudah sampai ditempat yang kami tuju, saat sampai aku meminta kak Nicky untuk mengantarkanku ke kamar mandi. Karena sejak dimobil tadi aku ingin kekamar mandi. Sedangkan yang lainnya membongkar semua bawaan kami yang sudah dipersiapkan dari rumah tadi kedalam penginapan yang sudah kami sewa.

****
            Setelah selesai dari kamar mandi aku dan kak Nicky menyusul kepenginapan. Penginapan yang lumayan besar dengan 4 kamar didalamnya dan dengan pemandangan yang indah disekitarnya. Aku langsung masuk kekamar, kulihat kak Gina teman sekamarku sedang merapikan barang bawaannya kedalam lemari. Aku langsung membantunya.

“Kak, temannya Kak nico yang satu lagi sudah datang yaa??” tanyaku.
“Sepertinya sudah, mereka sudah ada dikamar..” Kata kak Gina.
Saat kami sedang ngobrol ponsel kak Gina berbunyi.
“Angie, Nico sudah mengajak kita untuk makan. Kita keluar yuk. “ ajaknya;
“ Baiklah,..” jawabku sambil mengangguk.
Lalu aku dan kak Gina keluar, kulihat kak Nicky sudah menunggu kami diruang tamu dari tadi. Sedangkan yang lainnya sudah dari tadi pergi keresto yang tidak jauh dari penginapan kami.

            Saat  kami sampai di resto dan duduk bersama yang lainnya kulihat sudah ada kak Shane disana. Mereka sepertinya sedang asyik mengobrol, saat menyadari kedatangan kami kak Shane langsung tersenyum dan menyapa kami.
“ Hai.. Angie, Nico..”
“ Hai, kak.. aku fikir kakak tidak ikut.” Jawabku
“ Aku kan sudah janji Ngie, pasti ikut. “
Aku mengangguk..
“ Shane, katanya tadi kau mengajak sepupumu ya? Mana dia??” tanya kak Nicky.
“ Ada, lagi ketoilet sebentar. “ jawab kak Shane. “ehh, itu dia orangnya” jawab kak Shane sambil menunjuk seseorang.

Aku hanya mengangguk tanpa melihat siapa yang ditunjuk kak Shane,  sambil membuka membalas pesan yang baru terkirim dari Mark kepadaku.
“ Shane, ini sepupu kamu??” tanya kak Nicky.
“ Iya Nico, namanya Mark..” jawab kak Shane.

Saat kak Shane menyebut nama Mark aku langsung menoleh ke kak Nicky. Kak Nicky langsung menunjuk ke orang yang disebut Mark tadi.
“ Angie, Mark yang kau kenal??” jawabnya sambil tersenyum jahil.
Spontan aku langsung menoleh.  Mark... kataku dalam hati. Itu benar Mark.
“ Angie, kak Nicky. Kalian disini juga??” Mark menyapa saat dia sudah didekat meja kami.
“ Markk??” aku menunjuknya.
“Kalian saling kenal?” tanya kak Shane.
“ Mereka berteman Shane, “ jawab kak Nicky.
“ Jadi kak Shane dengan Mark saudara sepupu yaa??” tanyaku
“ Iya, kita saudara sepupu “ jawab kak Shane.
Spontan kak Nicky dan kak Kian yang dari tadi memperhatikan kami langsung tertawa.
“ Ada yang salah ya kak, mengapa tertawa??” tanyaku sambil melotot ke Kak Nicky.
“ Tidak sayang, ternyata dunia kita sempit ya. Shane saudara sepupu dengan Mark” jawab kak Nicky sambil mengacak-acak rambutku.
“Aku tidak tahu kalau Shane adalah teman kak Nicky.” Jawab Mark.
“ ya sudah dari pada kita membahas ini terus-terusan lebih baik kita mulai makan ya. Sejujurnya aku sudah sangat lapar “ kak Kian menengahi kami.

Lalu kami makan siang bersama sambil membicarakan tentang rencana kami setelah ini. Ternyata mereka akan berselancar. Sedangkan kami para wanita akan berjemur ditepi pantai. Saat selesai makan kami langsung kepantai, saat dipantai kak Nicky selalu mengingatkan ku untuk tidak bermain terlalu jauh karena aku yang tidak bisa berenang. Sebelum mereka turun kelaut aku dan Mark ngobrol bersama,kak Kian dan kak Nicky sudah bersiap dengan papan selancarnya sedangkan kak Shane pergi kekamar, katanya ada yang tertinggal. Belum lama aku bersama Mark, kak Nicky sudah mengajaknya untuk mulai berselancar.
“ Aku kesana yaa??” Mark menunjuk kearah kak Nicky dan kak Kian.
Aku mengangguk “ iya hati-hati ya” jawabku sambil tersenyum.

Lalu Mark bergabung bersama mereka. Sedangkan aku bergabung dengan kak Gina, kak Jodie dan adiknya. Saat sedang mengobrol bersama mereka aku baru sadar ternyata Ipod ku tertinggal dikamar, karena aku sangat ingin mendengar musik saat ini. Jadi kuputuskan untuk mengambilnya dikamar.

****
Saat aku sampai dipenginapanku kulihat kak Shane sedang duduk diruang tamu, dia terlihat sedang bingung. Oleh karena itu kudekati kak Shane yang sedang duduk.
“ Kak Shane??” panggilku.
“ ehh, Angie.. sejak kapan kamu disini??” tanyanya.
“ Baru kak, kakak kenapa disini??. Tidak bergabung dengan yang lain.” Tanyaku
“ Nanti saja Ngie, sebentar lagi.” Katanya
“ Kakak sakit??” tanyaku sambil menyentuh keningnya.
“ Tidak, Angie. Aku baik- baik saja” jawabnya
“ Wajah kakak itu menunjukkan kalau kakak sedang tidak baik sekarang” jawabku
Kak Shane tersenyum menatapku. Lalu aku duduk disebelahnya.
“ Cerita kak kalau ada masalah??” tanyaku
Kak Shane tersenyum lagi kepadaku “ aku, memang sedang punya masalah saat ini” jawabnya
“ Apa kak?? Apa aku bisa bantu??” tanyaku lagi.
“ Iya, mungkin kamu bisa membantu.” Jawabnya sambil mengambil tanganku dan mengenggamnya.

Aku melirik tanganku saat digenggam kak Shane. Apa sebenarnya yang terjadi, mengapa tiba-tiba dia mengenggam tanganku.
“ Angie, aku boleh mengatakan sesuatu denganmu??’ tanyanya padaku.
“ Apa kak?” jawabku gugup.
“ Sebenarnya saat ini aku sedang menyukai seseorang. “
“ Siapa??’ tanyaku.
“ Aku, menyukai mu sayang. “ jawabnya sambil menatapku. Sedangkan aku langsung menunduk saat mata kami beradu pandang.
“ Maksudnya??” aku bingung apa yang dimaksud kak Shane barusan.
“ Aku menyayangimu dan mencintaimu. Bahkan lebih dari yang kau tahu” jawabnya.
“ Kak Shane kan kakakku” jawabku.
“ Iya selama ini, Aku selalu berfikir seperti itu. Angie adalah adik perempuanku, tapi ternyata salah. Semuanya salah, aku mencintaimu lebih dari itu, lebih dari seorang kakak kepada adiknya. “ jawabnya

Aku terdiam mendengar penjelasannya, apakah ini semacam ungakapan isi hatinya kepadaku. Lalu dia mengangkat daguku.
“ Aku ingin kau menjadi kekasihku Angie, aku tak ingin hanya menjadi kakak bagimu.” Katanya sambil menatap ku dalam.
“Ntahlah kapan perasaan ini muncul, tapi aku baru berani mengungkapkannya saat kamu mengatakan kalau kamu sudah putus dengan kekasihmu. Aku tak ingin mengganggu mu saat kau sudah menjadi tunangan orang lain” katanya lagi.

Aku bingung harus mengatakan apa, aku takut aku salah. Sepertinya kak Shane sangat mengharapkan ku, tapi saat ini Mark sedang menunggu jawaban dariku. Tiba-tiba bayangan Mark memenuhi ruang dikepalaku. Ya, Tuhan aku bingung. Sebenarnya aku sangat mencintai Mark, tapi aku takut menyakiti kak Shane.
“ Angie... “ panggilan kak Shane membuyarkan lamunanku.
“ Iya kak, “ jawabku
“ Apa kau mau jadi kekasihku, kau sedang tidak memiliki hubungan dengan siapapun kan??  “ pertanyaan itu langsung menghujam jantungku. Iya kak, aku sedang tidak memiliki hubungan dengan siapapun, tapi Mark sedang menungguku, dia juga mencintaiku, sama sepertiku yang mencintainya rutukku dalam hati..
Aku menarik nafas pelan.
“ Kak Shane..” panggilku sambil menyentuh tangannya yang sedang mengenggam tangan kananku.
“ Katakan apa yang ingin kau katakan sayang..” katanya.
“ Baiklah kak, sebelumnya aku ingin mengungkapkan apa yang ada didalam hatiku saat ini kak” jawabku.

Kak Shane mengangguk memperhatikanku.
“ Aku juga mencintai kakak, sangat menyayangi kakak. Sama seperti aku menyayangi kak Nico, dan Kak Kian. Maaf kak perasaan itu sama sampai saat ini, kak Shane kakakku. “ jawabku pelan
“ Kak, maaf juga, aku harap kakak mengerti. Saat ini aku memang tidak terikat dengan siapapun, tapi seseorang sudah menungguku..”
Belum sempat aku menyelesaikannya kak Shane sudah menyela pembicaranku.
“ Dan kau juga mencintainya kan??” jawab kak Shane sambil terseyum kecut.
Aku mengangguk pelan, “ Maaf kak..”
Dilepaskan tangannya yang mengenggam tanganku, dan membelai wajahku.
“ Iya, aku mengerti perasaanmu sayang. Tidak apa-apa, lebih baik kau jujur dari pada membohongi perasaan orang lain dan dirimu sendiri” jawabnya.
“ Kak Shane, maaf yaa.....”
Dia meletakkan jari telunjuknya dibibirku.
“ Tidak masalah sayang, kau tetap adikku semua takkan berubah” jawabnya sambil tersenyum, namun aku bisa merasakan kekecewaan dari matanya.
Aku mengangguk “ kakak, jangan berubah ya. Kita masih kakak adikkan?” aku meyakinkannya.
Kak Shane mengangguk lalu dia mengecup keningku, sebuah kecupan hangat darinya. Dan tak lama kemudian memelukku dan melepaskanku.
Dalam hatiku apa aku harus jujur kalau Mark lah yang sedang menungguku. Mark saudara sepupunya sendiri,  apakah dia akan marah jika aku mengatakan itu padanya, tapi kufikir akan lebih sakit lagi kalau dia mengetahuinya dari orang lain. Dan aku putuskan untuk mengatakannya sekarang, agar tidak ada kesalahpahaman diantara kami nantinya.
“ Kak, boleh aku memberi tahu sesuatu?” tanyaku
“ Apa ??” tanyanya.
“ Aku harap kakak mengerti ya, supaya tidak ada kesalah pahaman diantara kita nantinya.” Jawabku.
Dia mengangguk sambil menunggu aku kembali berbicara.
“ Sebenarnya yang sudah menungguku saat ini adalah Mark. Aku dan Mark sudah lama berteman dan  Aku harap kakak jangan marah padanya ya” aku memohon
Kak Shane seperti terkejut saat aku mengatakan Mark.
“ Kak, aku mengatakan ini supaya kakak tidak salah paham, dia mencintaiku dan aku juga mencintanya. Maaf kak.” Jawabku
Kak Shane memgangguk dan tatapannya melembut.
“ Iya tidak apa-apa sayang, dia juga baik bahkan sangat baik. Aku mengerti, dia sangat beruntung mendapatkanmu. Kau jangan meminta maaf lagi ya. Tidak ada yang salah diantara kita. Bukankah tak selamanya cinta itu harus saling memiliki“ jawabnya.

Aku tersenyum menatapnya.
“ terima kasih kakak mengerti keadaanku saat ini. “
“ Oh iya, kau jangan menceritakan ini pada Mark ya..” katanya sambil tersenyum.
Aku mengangguk “ iya kak, aku takkan menceritakan ini pada Mark,” jawabku sambil memeluknya.
“ Kita bergabung dengan yang lain ya..” ajakku.
“ Baiklah, aku akan segera menyusul nanti..” jawabnya melepaskan pelukanku.
“ Oke, aku kekamar dulu mengambil Ipod ku “ jawabku sambil meningggalkannya.

****
Setelah aku kekamar, aku kembali lagi kepantai bergabung dengan yang lain. Kulihat kak Shane sudah mengobrol dengan kak Nicky yang baru selesai dari berselancar dengan Mark dan kak Kian.  Harus ku akui Mark sangat keren saat membawa papan selancar itu. Saat selesai Mark langsung duduk didekatku. Dia mengambil minuman kaleng yang tersedia dimeja dan memberikan kepadaku. Sebenarnya aku merasa tidak enak jika harus dekat Mark saat ada kak Shane bersama kami, aku masih mejaga perasaannya tapi Mark selalu mengajakku ngobrol dengannya.
“ Apa rasanya ada ditengah-tengah ombak itu??” tanyaku pada Mark.
“ Menyenangkan, kau belum pernah mencobanya?” tanya Mark.
Aku menggeleng “ Aku takut, lagipula aku tak ingin mengambil resiko akan tenggelam disana “ jawabku.
“ Ya aku tahu. Tapi lain kali berusahalah untuk mencoba.” jawab Mark sambil tersenyum padaku.
“Oh iya, kau mau kutemani berjalan-jalan. Disana pemandangannya bagus.” Ajak Mark padaku.
“ Boleh, ayo kita kesana” jawabku.
“ Kak, aku kesana ya, nanti kak Nico dengan yang lainnya menyusul. Aku juga tadi dengar katanya  disana pemandangannya lebih indah” ajakku pada mereka.
Kak Nicky mengangguk “ hati-hati ya Angie, Mark” kak Nicky mengingatkan.

Lalu kami berjalan ketempat yang kami tuju, sebenarnya agak jauh dari tempat kami berkumpul tadi. Tapi beberapa orang mengatakan bahwa pemandangannya benar-benar indah. Banyak batu-batu besar yang seperti disusun rapi disana. Oleh karena itu aku sangat penasaran.
Saat berjalan kesana Mark mengandeng tanganku. Ada perasaan nyaman saat dia mengenggam tanganku.
“Angie, aku sangat merindukanmu” katanya.
“ Aku juga merindukanmu, Mark. Maaf ya aku tidak bisa bertemu denganmu akhir-akhir ini. Karena kak Nico takkan menyuruhku keluar kalau ujianku belum selesai.” jawabku
“ Iya aku mengerti, bagaimana ujianmu??” tanyanya
“ Mudah-mudahan baik..” jawabku

Tiba-tiba aku langsung ingat, aku harus menjawab pertanyaan Mark kemarin. Aku yakin pasti dia menunggunya.
“ Mark,..” panggilku
“ Iya..” jawabnya sambil menatapku dan kami berhenti berjalan.
“ Aku ingin menjawab pertanyaanmu saat kita didanau kemarin. Apa kau masih menunggunya??” tanyaku.
Mark mengangguk “ aku masih menunggunya dan akan tetap menunggunya” jawabnya
“ Aku fikir kau melupakannya” jawabku
“ Aku takkan melupakan apa yang sudah kuucapkan padamu Angie, jadi apa kau mau jadi kekasihku..??” pertanyaan itu muncul lagi dari mulutnya.
Aku menghela nafas sejenak sebelum menjawabnya.
Aku tersenyum dan mengangguk pasti “ ya aku mau” jawabku.
“ Benarkah??’ tanyanya lagi meyakinkan.
“ Ya, aku mau. Aku juga bingung kapan aku mulai mencintaimu.” Jawabku sambil tersenyum.
“ Itulah cinta yang sulit dimengerti “ jawabnya sambil menatapku dalam.
Lalu Mark mendekatkan wajahnya kewajahku. Ada rasa gugup saat dia mendekat kearahku. Diciumnya keningku dengan kecupan yang hangat. Rasanya seluruh darah ditubuhku naik wajahku dan itu membuatku tersipu malu. Dia melepaskan ciumannya dikeningku dan memelukku erat. Kusandarkan kepalaku dibahunya.
“ I love you , Angie. You're my Angel.” Katanya sambil membelai rambutku.
“ I love you too, Mark” jawabku
“ Sulit ku ungkapkan kebahagiaanku hari ini” katanya sambil memegang wajahku dengan kedua tangannya.
Aku tersenyum mendengarnya..
“ Terima lah aku dengan segala kekuranganku Mark” aku melingkarkan tanganku dilehernya.
“ Tak ada manusia yang sempurna sayang. Aku pun begitu. “ jawabnya.

Lalu Mark mendekatkan wajahnya kewajahku, rasa gugup kurasakan lagi. Dapat kurasakan nafasnya yang hangat diwajahku dan hidung kami yang dsudah bersentuhan. Kupejamkan mataku dan Mark mencium bibirku dengan lembut. Ciuman yang hangat baru kali ini aku merasakannya. Dengan malu- malu aku membalas ciumannya. Dan Mark semakin intens menciumku.
“Ehmmm...” suara sesorang membuat Mark melepaskan ciumannya dariku.
Kami berdua langsung menoleh kearah suara. Ternyata ada Kak Nicky dan kak Gina yang sudah didekat kami. Aku sangat malu dengan Kak Nicky, wajahku pasti sudah sangat memerah.
“ Benarkan apa yang baru saja ku katakan, sayang ” kata Kak Nicky sambil melirik kak Gina
Kak Gina tersenyum “ kau benar sayang” jawabnya.
Aku melotot memandangi kak Nicky.
“ Kakak cerita apa ke kak Gina??” tanyaku sambil cemberut.
“ Bukan apa-apa, hanya meramalkan sesuatu dengan benar” jawab kak Nicky  sambil tersenyum jahil kepadaku.
“Nico, sepertinya punya bakat menjadi peramal ya..” jawab kak Gina sambil tersenyum.
“ Kakak...” aku sedikit berteriak sambil cemberut.
“ Kau tidak malu bertingkah seperti itu didepan kekasihmu Angie” kak Nicky menggeleng kan kepala saat aku bertingkah manja dengannya. Aku benar-benar lupa dan malu sendiri saat menyadari ada Mark. 
Aku mendengus kesal kearah kak Nicky.
“ Ya sudah kalau begitu” jawabku sambil menarik tangan tangan Mark dan meninggalkan kak Nicky dan kak Gina. Aku baru menyadari ada kak Shane dan kak Gillian dibelakangnya, aku tidak tau apakah dia melihat aku dicium Mark tadi. 

Mark hanya tersenyum melihat tingkahku, kami melanjutkan perjalanan kami yang sempat tertunda. Tak kuhiraukan kan Nicky yang memanggilku.
“ Angie, Mark kalian tidak menunggu kami” Kak Nicky memanggil kami.
“ Jalan sendiri kakak, sudah ada kak Gina juga” jawabku
“ Kita tidak menunggu mereka sayang??” tanya Mark.
“ Tidak usah, dia kan ada kak Gina” jawabku
Mark tersenyum sambil mengacak-acak rambutku. Lalu dia memcium keningku lagi.
“ I love you so much, Angie” katanya.
Dilingkarkannya tangannya dipinggangku. “ I love you too Mark. “ jawabku
*****

Kamis, 13 Desember 2012

My Love Story Part 6



Saat kami sampai dirumah kulihat pintu rumahku sudah terbuka. Aku yakin kalau kak Nicky sudah pulang dari kencan dengan kak Gina. Lalu aku turun dari motor sport Mark dan dia langsung memarkirkan motornya. Lalu kami masuk kedalam rumahku. Mark langsung duduk disofa ruang tamuku.
" Kak, sudah pulang?? " tanyaku pada kak Nicky.
" Iya, Ngie. Hampir saja kakak kehujanan tadi. Kalian kehujanan?." Tanya kak Nicky sambil menatapku.

Lalu aku dan Mark saling memandang.
"Sedikit kak. Kami masih berteduh saat hujan deras tadi" jawabku.
“ Oh, iya aku kekamar dulu ya” kataku sambil meninggalkan kak Nicky dan Mark diruang tamu.
Lalu aku masuk kekamar, mengambilkan handuk untuk Mark dan berniat membuat coklat panas didapur.
" Ini Mark. Kamu pasti kedinginan kan??" kataku sambil memberikan handuk kepada Mark.
" Terima kasih, Ngie " jawabnya sambil mengambil handuk dariku. Lalu dia mengelap badan dan rambutnya yang basah.

Lalu aku masuk kedapur, kulihat kak Nicky sudah mulai berbincang dengan Mark. Setelah selesai membuat 3 gelas coklat panas, aku kembali ke ruang depan. Saat aku datang pembicaraan mereka langsung berhenti. Aku jadi bingung apa yang sebenarnya  mereka sedang mereka bahas.

Kulihat dari jendela, hujan sudah mulai reda. Aku kembali ke kamar untuk mengganti pakaian. Setelah selesai, aku duduk diruang tamu bersama Mark. Sedangkan Kak Nicky kembali menonton tv, diruang keluarga.
Lalu kami ngobrol-ngobrol lagi sambil sesekali tertawa bersama. Dan disaat kami sedang ngobrol terdengar dari luar ada seseorang yang datang. Ku dengar orang itu langsung masuk kedalam halaman rumah ku. Karena penasaran akupun keluar melihat siapa yang datang. Ternyata yang datang itu Andy.
" Kamu??.." kataku heran.
" Angie...." panggilnya.
" Ada apa kesini??” tanyaku.
Dari dalam Mark bertanya siapa yang datang.
" Siapa?? "tanyanya.
"Andy,. " jawabku pendek..
Lalu Andy mendekat kearahku. Rasanya ingin sekali aku tutup pintu. Tapi jika itu kulakukan pasti kak Nicky akan marah..
" Siapa Ngie.." tanya kak Nicky dari dalam.
"Andy, kak..." jawabku
" Boleh, aku masuk??" tanya Andy
" Ya sudah masuk sana.." kataku ketus. Lalu aku kembali duduk disamping Mark.
Kulihat ekspresi wajah Andy yang tadi senyum berubah  ketika melihat Mark ada didalam.
" Kamu..." tunjukknya pada Mark.
Belum sempat Mark menjawab Andy, aku sudah menyelanya “ Kenapa?? Ada yang salah kalau Mark disini..” kataku.
" Kenapa kamu disini..??" tanyanya ketus.
" Tidak apa-apa, hanya baru pulang dengan Angie" jawab.
" Ooh, berarti benar dugaanku. Kalian memiliki hubungankan?? Dan kau, selingkuh kan??" katanya sambil menunjuk Angie.
“ Maaf sebelumnya, tidak pantas kau menunjuk Angie seperti itu. Lagi pula kami tidak memiliki hubungan apa-apa, dan Angie tidak selingkuh.” Jawab Mark tegas.
Kulihat matanya memancarkan kemarahan yang sangat besar.
“ Kau lebih baik diam, jika tidak ada hubungan apa-apa dengan Angie..” katanya menunjuk ke arah Mark.
" Andy, kalau kamu kesini hanya untuk itu.. Sebaiknya kau pulang.."kataku marah..

Disaat ketegangan diantara kami bertiga sedang memuncak, kak Nicky keluar menemui kami yang ada di ruang tamu. Emosi kami pun mereda. Aku langsung duduk begitu juga Mark.
" Ada apa??" tanya kak Nicky santai.
" Aku datang kesini untuk bertemu Angie, kak. Tapi..."katanya.

Kak Nicky mengangguk mengerti apa yang sebenarnya dimaksud Andy. Lalu dia duduk dan kami mulai membicarakan permasalahan antara aku, Andy dan Mark. Yang dilakukan Kak Nicky adalah bertanya padaku, Mark dan Andy. Saat aku menceritakan kejadian pada waktu itu, Andy langsung diam dan menundukkan kepalanya. Setelah itu  kak Nicky menanyakan kepada Andy bagaimana perasaannya saat bertemu aku dan Mark di stasiun. Andy mengatakan kalau saat itu dia sakit hati dan kecewa denganku. Nah itulah yang kurasakan saat melihat Andy memeluk dan mencium wanita yang yakini itu kekasihnya di Sligo.

 Pada akhirnya kak Nicky mengatakan kalau sebenarnya dia sudah sangat kecewa dengan Andy. Karena sebelumnya keluargaku yakin dan mempercayakan Andy untuk menjagaku dan membahagiakanku. Saat itu Andy jadi tidak banyak bic ara. Setelah meminta maaf padaku, dia meminta untuk pembatalan pertunanganku dan dia  tidak dilakukan. Namun aku bersikeras untuk tetap membatalkan pertunangan dengannya, karena aku sudah sangat membencinya. Mendengar jawaban dariku, Andy langsung pamit pulang. Dari ekspresi wajahnya, dapat kulihat dia sangat kesal dan kecewa.

Saat Andy pulang, kak Nicky langsung masuk kedalam. Dan Mark juga langsung pamit pulang dengan Kak Nicky.  Aku mengantarkan Mark sampai didepan halaman rumahku. Kulihat wajah Mark agak sedikit pucat.
" Mark, wajahmu agak pucat.." kataku sambil memandanginya.   
" Aku tidak apa-apa, Ngie" katanya.
" Nanti kau istirahat yaa" kataku.
Mark tersenyum dan ngangguk.
" Mark, maafkan aku yaa.”
“ Untuk apa??” tanyanya heran.
 “ Karena membantuku kemarin,  kau jadi terlibat  dalam masalah aku dan Andy. Sekarang kau tau kan penyebabnya?? " tanyaku.
" Tidak apa-apa Ngie, aku maklum dengan semua itu. Asalkan dengan terlibatnya aku bisa membantu menyelesaikan masalahmu” katanya
Aku menganggukk “ terima kasih ya Mark.” Kataku
“ Iya, sama-sama. Kau juga istirahat ya. Maaf tadi sudah membuatmu kehujanan” katanya
Aku tersenyum “ Kau juga kehujanan..” jawabku
" Ya sudah aku pulang dulu yaa.." katanya.
"iya hati-hati.." jawabku. 
Dan Mark langsung pulang..

*****
Setelah Mark pulang,  aku langsung masuk kekamar dan mandi. Rasanya kepalaku agak pusing dan hidungku tersumbat, sehingga suara parau yang kukeluarkan saat berbicara. Penyebabnya pasti karena hujan tadi. Setelah selesai aku pun langsung masuk kamar untuk istirahat. Dan  saat baru berbaring ditempat tidurku kak Nicky masuk kekmarku dengan memakai kaos berwarna biru muda, celana jeans hitam dan jaket yang dipegangnya, sepertinya dia akan pergi malam ini.
" Angie, kau ikut yaa?? Malam ini  Shane dan Kian mengajak kita untuk makan malam bersama ditempat biasa" kata kak Nicky.
" Aku  lagi malas untuk keluar kak." jawabku sengau..
" Kamu sakit yaa?? " katanya sambil memegang tanganku dan menyentuh keningku.
" Angie, badan kamu panas.. " kak Nicky mulai panik.
Dan tiba - tiba "hatciiiim..." aku bersin.
" Aku tidak apa-apa kak, hanya saja hidungku sedikit tersumbat, aku flu biasa."jawabku.
" Sebentar kakak ambilkan obat dulu yaa.." katanya sambil pergi mengambilkan aku obat dan air minum. Saat baru melangkah  keluar kamar kudengar ponselnya bunyi.

Kak Nicky pun menerima telponnya, yang ternyata itu adalah kak Shane sahabatnya.
" Iya Shane.. Aku belum pergi.." jawabnya
Dan tak lama kemudian kak Nicky berbicara lagi.
" Begini, Angie sakit.. Jadi aku tidak bisa ikut kalian" katanya
"Ohh, kau juga tidak bisa datang yaa.." kata Kak Nicky lagi.
" Baiklah akan kita atur rencana baru nanti, kau beritahu Kian yaa.." katanya.
Lalu kak Nicky menutup telponnya dan dia kembali lagi kedekatku sambil bawa obat.

" Diminum dulu yaa" katanya.
Aku menurutinya meminum obat yang baru saja diambilnya.
" Kak, kalau mau pergi aku tidak apa-apa sendiri dirumah. Aku akan baik-baik saja.." kataku.
" Batal, Shane juga tidak jadi datang.  Sepupunya yang tinggal dirumahnya juga sakit. Lain kali saja, kita makan malam bersamanya. Lagi pula mereka ingin kau juga  yang datang. Kita kan sudah lama tidak berkumpul dengan mereka. Mereka merindukanmu"  kata Kak Nicky
" Aku juga merindukan mereka.  Apalagi dengan kak Shane. " jawabku sambil tersenyum.
" Kau suka dia yaaa..??" ledek Kak Nicky.
“ Tidak.. Kak Shane itu lucu,tidak seperti kak Kian sok Cool." kataku sambil tertawa.
" Sudah-sudah.. Sekarang kau tidur, kakak akan menemanimu malam ini" katanya sambil membelai rambutku.
" Aahh. Aku tidak apa-apa kak.. Aku bukan anak kecil lagi.."
" Heh, bagi kakak. Kamu kecil sayang.."katanya.
Akupun cemberut mendengarnya, selalu begitu.

" Angie, kalau menurutmu Mark itu seperti apa??" tanya kak Nicky tiba - tiba.
"Mark???" tanyaku heran.
"Iya.. Mark." jawab kak Nicky sambil mengangguk.
" Baik.. Memangnya ada apa kak??" tanyaku penasaran.
"Kau tahu, jika dia menyukaimu??” tanya kak Nicky lagi.
" Iya kak. Tadi siang dia bicara tentang perasaannya ke aku.." jawabku
" Lalu kau jawab apa??" tanya kak Nicky.
" Kukatakan, kalau aku butuh waktu untuk menjawabnya. Tadinya akan kujawab kalau masalahku dengan Andy selesai.."
" Kau menyukai dia kan??" tanya kak Nicky sambil menatap ku.
Aku mengangguk." Tapi bagaimana menurut kakak??" tanyaku lagi.
" Itu terserahmu Ngie, kau yang akan menjalaninya. Tadi siang dia juga mengatakan itu kepadaku.. " jawab kak Nicky.
" Kakak jawab apa??" tanyaku.
" Aku tidak bisa menjawabnya Angie, semua tergantung padamu. Kau yang akan menjalaninya, bukan?? “Jawab kak Nicky.
Aku mengangguk sambil tersenyum “ Iya kak, terima kasih yaa”
" Iya sayang.. Sekarang kau tidur yaa. Supaya besok cepat membaik. Aku akan menemanimu malam ini" katanya sambil mencium keningku.
" Iya Kak. Good night yaa " kataku.
" Yeaah, have a nice dreams " katanya sambil membelai rambutku sejenak.
Kemudian kak Nicky keluar dari kamarku dan tak lama kemudian dia kembali setelah mengganti  pakaiannya dengan piyama dan sambil membawa Laptopnya, meletakkannya dimeja belajarku. Sepertinya dia akan mengerjakan pekerjaan kantornya malam ini. Lalu aku berbalik memejamkan mataku, dan lambat laun aku mulai tertidur.
****

            Paginya aku berangkat kekampus bersama Kak Nicky. Sebenarnya aku masih kurang enak badan tapi hari ini ada ujian semester, jadi aku harus masuk kuliah. Untungnya ujianku tinggal tiga hati lagi, sehingga jadwalku tidak terlalu sibuk.

            Saat aku dijalan, Mark menelponku hanya untuk menanyakan bagaimana keadaanku. Dia tahu kalau aku sakit, hal itu dikarenakan suaraku yang berbeda dari biasanya. Dan ternyata Mark juga sakit setelah kehujanan kemarin.

            Selama ujian semester, tepatnya sampai 3 hari kedepan aku dan Mark tidak akan bertemu. Hal itu dikarenakan dia tidak ingin mengganggu konsentrasi belajarku. Aku pun belajar dengan baik, aku tak ingin mengecewakan orang tua dan kak Nicky. Dan hasil dari konsentrasiku  3 hari berhasil, aku bisa melewatinya dengan baik.

            Setelah kulewati semua jadwal ujianku, akhirnya hari kebebasan itu tiba. Malamnya kak Nicky mengajakku makan malam bersama kedua sahabatnya itu. Sesampai di restoran favorite kami kulihat Kak Shane dan kak Kian sudah datang dan kami langsung bergabung dengan mereka. Kami ngobrol bersama sambil mengingat saat kami bersama dulu. Saat itu Kak Nicky, Kak Shane dan Kak Kian SMA dan aku saat itu masih SMP.

“Angie masih seperti dulu yaa..” kata Kak Shane tiba-tiba.
“ Maksudnya?? ” tanyaku.
“ Masih tetap kecil, masih polos..”jawab kak Shane,  spontan Kak Kian dan Kak Nicky langsung tertawa.
“ Uhh, kapan kalian berhenti menganggapku sebagai anak kecil??” Jawabku sambil cemberut.
“Nanti yaa, sampai kau bisa menunjukkan siapa kekasihmu” jawab kak Kian.
“Oh, kak Shane dan Kak Kian tidak percaya kalau aku sudah pernah memiliki kekasih. Yang kemarin itu sudah 2 tahun kak..” jawabku sombong.
“ Mana Angie??  mana buktinya?? Dia tidak ada sekarang, dan kau kekampus saja masih diantar Nico.”kata kak Shane terus meledekku.
“ Iya, sayangnya aku sudah putus  dengannya. Jadi tidak bisa kukenalkan dengan kalian.” jawabku
“ Itu sama saja tidak, Angie..” celetuk kak Kian.
“ Okke, suatu saat nanti akan kutunjukkan siapa kekasihku..” kataku ketus.
“ Sudah yaa, Angie hampir nangis itu” kata Kak Nicky sambil mengacak-acak  rambutku.
“ Oh iya ya, Kalau dia nangis susah juga kita. Dia kan baru berhenti menangis setelah ada coklat dan boneka beruang.”Kata Kak Shane.
“ Kalau tahu begini  aku tidak usah ikut kalian..” kataku cemberutt
“ Jangan sayaang, kita semua menyayangimu. “kata Kak Nicky.
“ Bahkan sangat menyayangimu” jawab kak Shane sambil menepuk bahuku.          
Kak Kian mengangguk sambil tersenyum.

            Malam itu aku menjadi bahan ledekan Kak Nicky dan sahabatnya, maklum saja kak Kian tidak memiliki  adik perempuan sedangkan kak Shane anak bungsu. Jadi kalau bertemu selalu saja begitu.

            Setelah selesai makan, mereka bertiga berencana untuk berlibur dipantai hari sabtu pagi. Rencananya mereka akan mengajak kekasih mereka masing-masing. Kak Nicky sudah pasti dengan kak Gina, aku tidak tahu dengan kak Kian dan Kak Shane siapa kekasih mereka. Sedangkan aku sudah pasti ikut, hanya saja aku sendiri. Malam itu kami semua bersenang-senang hingga pulang sampai larut malam.
****

Senin, 10 Desember 2012

My Love Story Part 5


Sangat tidak disangka lelaki yang menabrakku itu adalah Mark, setelah kejadian seminggu yang lalu aku dan Mark tidak pernah bertemu lagi. Dan sekarang kami bertemu lagi disini, yah sebenarnya tidak diherankan bila aku dan dia bertemu disini. Karena memang kami satu kampus. Saat aku terkejut melihatnya Mark tampak tersenyum sambil menatapku. Aku pun berbalik menatapnya.

“Angie, maaf  aku sungguh tak sengaja..” kata-katanya membuatku sedikit kaget.
“Tidak apa-apa Mark” jawabku sambil membereskan buku-buku ku yang jatuh berserakan.
“Apa kabar?? Bagaimana keadaanmu??”tanyanya.
“Aku baik-baik saja. Keadaanku juga sudah membaik Mark. Dan kau sendiri??” aku kembali bertanya padanya.
“Aku baik.” Jawabnya sambil tersenyum.

Lalu aku berdiri mengangkat tumpukan buku-bukuku dan Mark membantuku. Saat berjalan kedalam perpustakaan kami ngobrol bersama. Awalnya pembicaraan diantara kami sangat lah kaku. Tidak jarang kami saling melirik satu sama lain. Setelah sampai disebuah meja yang ada disudut ruangan perpustakaan itu, kami duduk bersama. Dari pembicaraan itulah aku tahu, kalau sejak beberapa hari yang lalu Mark pernah mencariku dikampus. Tapi karena aku izin tidak masuk maka dia tidak menemuiku. Saat ngobrol itulah kami bertukaran nomor ponsel. Lama kelamaan suasana kekakuan diantara kami mencair, tidak jarang kami tertawa bersama. 

Saat jam sudah menunjukkan pukul 2 siang Mark pergi, karena dia akan bimbingan dengan dosen untuk penelitian tugas akhirnya. Sebelumnya dia sudah berjanji untuk mengantarku pulang. Padahal aku sudah menolak, takut merepotkannya. Namun karena dia sedikit memaksa akhirnya aku mau. Sudah kuberitahu kak Nicky kalau aku akan pulang bersama Mark. Dan kak Nicky mengizinkannya.

Aku kembali mengerjakan tugasku, setidaknya aku harus menyelesaikan 2 dari 3 tugasku itu. Karena sebentar lagi akan ujian akhir semester, maka tidak ada waktu untuk bersantai-santai dengan tugas ini.

Tepat pukul jam 4 sore Mark sudah datang menemuiku. Dia sudah selesai bimbingan dengan dosennya. Saat datang kulihat wajahnya berseri-seri.
“sudah selesai.??”tanyanya..
Aku menggeleng. “sedikit lagi, dan kau??” aku bertanya padanya.
“ya sudah selesai.. “jawabnya sambil duduk menghadapku.

Dan karena hari sudah sore akhirnya aku membereskan bukuku dan kebagian kukembalikan keperpustakaan lagi.
“Mark kita pulang sekarang yaa, aku takut kita pulang kesorean.” Kataku
“baiklah,” katanya sambil membantuku membereskan buku-buku itu.
Dan setelah selesai kami, bergegas keluar dari perpustakaan itu. Kami langsung masuk kedalam mobil Audi R8 hitamnya, dan Mark langsung mengendarai mobilnya meninggalkan kampus. 


*****
            Sejak pertemuan ku dengan Mark di perpustakaan, kami menjadi semakin akrab. Beberapa kali Mark mengantarkan ku pergi kekampus. Intensitas pertemuan kami semakin sering, dan yang tak pernah dia lupakan adalah menelponku setiap harinya. Entahlah apa yang saat ini terjadi antara aku dan Mark, yang jelas semakin hari aku dan dia semakin dekat. 

            Suatu hari Mark mengajakku pergi hari minggu ini, katanya dia akan mengajakku kesuatu tempat. Awalnya aku masih berfikir untuk menerima tawarannya, tapi aku ingat minggu ini kak Nico akan kencan dengan Kak Gina kekasihnya. Akan sangat membosankan jika seharian dirumah tanpa teman.

Pagi itu jam 9 pagi, kudengar suara motor berhenti didepan rumahku. Saat ku lihat dari jendela kamar, ternyata Mark. Kudengar, kak Nicky memanggilku.
“Angie, ada Mark..”
“ Iya kak, sebentar lagi..” jawabku dari dalam kamar.
Tak lama kemudian aku keluar, dan menemui Mark. Ternyata Mark sudah berpamitan dengan Kak Nicky. Jadi kami langsung saja pergi.

Saat dihalaman rumahku.
“Kita mau kemana??” tanyaku
“ Kesuatu tempat, tempat yang bagus..” katanya sambil tersenyum.
Aku tersenyum, dia tidak memberitahuku akan pergi kemana..
“ Baiklah, “ jawabku.
Mark mulai menghidupkan mesin motornya, dengan ragu aku duduk dibelakangnya.
“ Maaf. Hari ini kita pakai motor yaa?? Mobil ku sedang ada masalah” katanya
“Oke..” kataku sambil naik dibelakangnya.

Dan Mark pun mulai mengendarai motor sportnya, awalnya aku hanya memegang jaketnya agar tidak jatuh. Namun lama kelamaan  Mark mulai mempercepat  laju motornya, dan dengan malu-malu aku memeluk pinggangnya, saat itu tangan Mark menyentuh pegangan tanganku yang melingkar dipinggangnya. Kusandarkan kepalaku di punggungnya.

Setelah sekitar 30 menit kami diperjalanan, akhirnya kami sampai disuatu tempat, aku turun dari motor dan Mark memarkirkannya. Ditempat itu masih banyak terdapat pepohonan yang besar dan lebat.
“ Ayo ikut aku..” katanya sambil menarik tanganku

Karena aku masih bingung, akhirnya aku mengikutinya. Dan tak lama kami berjalan kami sampai di pinggiran sebuah  danau dengan pemandangan yang indah disekelilingnya. Ntah apa nama danau itu yang jelas tempatnya sangat indah. Kami pun berhenti dipinggir danau itu. Kulihat ditempat itu ada beberapa orang yang kufikir mereka adalah pasangan kekasih. 

“Angie, dari tadi kau hanya diam?? Apa kau menyukai tempat ini??” tanyanya padaku
Aku masih mengagumi tempat itu, tempat yang jarang kutemui diDublin.
“Angie.. kau baik-baik saja??” Mark menepuk bahuku.
“ Oh, iya aku  baik-baik saja.” Jawabku
“ Kita duduk disana ya..” katanya sambil menunjuk kesebuah batu besar yang ada dipinggir danau itu.

Aku mengangguk dan kami menuju tempat itu dan duduk.
“Apa kau menyukai tempat ini??” tanyanya lagi
“ Ya aku sangat menyukai ini Mark. Ini tempat yang indah. “ kataku sambil tersenyum menatapnya.
“ Kau belum pernah kesini??” katanya
Aku menggeleng “sama sekali belum pernah..” jawabku sambil memandang lurus kedepan menikmati pemandangan yang indah.
“Jadi aku beruntung ya bisa mengajakmu kesini..” katanya.
Aku tersenyum mendengarnya.
“ Angie..” dia memanggilku
“ Yaa...” aku masih saja memandang lurus kedepan.
“ Sebelumnya aku minta maaf padamu..” katanya.
“ Meminta maaf?? “ aku langsung menoleh kearah Mark. Terkejut mendengarnya, untuk apa Mark meminta maaf. Seingatku dia tidak salah. Dan sekarang Mark yang memandang kedepan.
“ Ya, meminta maaf untuk perasaanku padamu. Aku tahu ini, mungkin terlalu cepat. Walaupun aku tidak tahu apa penyebab kau putus dengan Andy kemarin apa. Tapi sejak kita bertemu, aku sudah menyukaimu. Ntah kenapa rasanya aku selalu ingin dekat denganmu..” katanya pelan.
Dan sekarang aku yang keheranan “ maksud kamuu..??” tanyaku.
“ Aku tidak pernah begitu menyukai dan menyayangi seseorang. Bisa dikatakan aku tidak pernah jatuh cinta sejak 3 tahun belakangan. Tepatnya sejak kekasih pertamaku meninggal karena sebuah kecelakaan. Aku tidak pernah tertarik untuk menjalin hubungan lagi, karena aku takut kehilangan lagi, bagiku kehilangan adalah hal yang menyakitkan. Tapi ntah kenapa saat aku bertemu denganmu, rasa cinta itu kembali ada, dengan diiringi rasa kehilanganmu yang sangat besar.” katanya

Aku terdiam mendengar penjelasannya. Aku bingung, apa yang sebenarnya diinginkan Mark dariku.
“ Perlahan aku bisa melupakan masa laluku, sebenarnya aku sudah  lama menginginkan ini“ katanya
“ Jadi..??” tanyaku lagi.
Lalu Mark mengambil tanganku dan mengenggamnya.
“ Jadi aku menginginkanmu untuk jadi kekasihku, Angie. Aku sungguh mencintaimu dan menyayangimu. Dan aku sangat takut kehilanganmu. “ katanya sambil menatapku dalam.
Aku tertunduk mendengar semua penjelasannya.
“ Apa kau mau jadi kekasihku?? “ Katanya sambil melepaskan genggaman tangannya dan mengangkat daguku agar aku menatapnya. Namun aku tetap tak bisa menatap matanya.

Sesaat aku terdiam, tak tahu apa yang harus kukatakan. Dalam fikiranku, aku baru saja membatalkan pertunanganku dengan Andy. Tapi sekarang Mark mengungkapkan semua isi hatinya padaku. Sebenarnya aku juga meyukainya, tapi apa mungkin secepat ini rasa cintaku berpindah dari Andy ke Mark?? Ya Tuhan, aku bingung, apa yang harus kulakukan??
“ Jadi apakah kau menerimaku, Angie??” tanyanya menunggu.
Aku menghela nafas, “Aku belum bisa menjawabnya sekarang Mark. Maaf aku butuh waktu” jawabku.

Kulihat ekspresi mukanya berubah agak kecewa. Aku benar-benar bingung. Perasaanku masih mengganjal tentang masalahku dengan Andy. Aku belum puas jika belum bertemu dengannya dan menyelesaikannya. Walaupun  pembatalan prtunanganku sudah disetujui oleh orang tuanya dan orang tuaku.
“ Iya baiklah, aku tunggu..”jawabnya pelan.
“ Akanku jawab secepatnya. Aku hanya butuh sedikit waktu..” kataku.
Dia mengangguk sambil tersenyum. “Beri aku kesempatan Angie..” katanya
Akupun mengangguk setuju. Lalu kami sama-sama terdiam. 

****

Dan sesaat kemudian Mark kembali membuka pembicaraan.
“ Jadi kak Nicky selalu mengantarmu  kalau pergi kekampus??” tanyanya.
“Iya, sebisa mungkin dia akan mengantar atau menjemputku. Terkadang aku bosan, tapi dia selalu memaksa...” kataku.
“ Mengapa begitu?? Bukankah itu menunjukkan kalau dia sangat menyayangimu” tanyanya
“ Iya aku tahu. Hal itu juga dikarenakan saat  kecil aku pernah ditabrak mobil, yang menyebabkanku tak sadarkan diri hingga seminggu.” kataku
“ Keluargamu trauma??’ tanyanya
“ Yaa, seluruh keluargaku selalu khawatir kalau aku pergi sendiri.” Jawabku.
“Waktu ke Sligo?? Kau sendirikan??” tanya Mark.
“ Kak Nico mengantarkanku sampai Sligo, hanya saja dia pulang lebih dulu. Karena harus kekantor. Rencananya saat pulang aku akan meminta Andy untuk mengantarku.” kataku

Mark mengangguk sambil senyum.
“ Kenapa senyum?? Terkadang aku bosan. Mereka selalu menganggapku anak kecil.”kataku lagi.
“Kau kan memang anak kecil, Angie..” katanya sambil mengacak-ngacak rambutku..
“ Aahh, kau sama seperti kak Nico..” kataku sambil membalas mengacak-mengacak rambutnya.

*****
Kami berdua tertawa bersama, dan tanpa sengaja kami saling beradu pandang. Dengan wajah yang sangat dekat. Bibirku hanya berjarak beberapa centi dari bibir Mark, aku bisa merasakan nafasnya yang hangat diwajahku dan  pasti Mark juga bisa merasakan bagaimana nafasku terburu – buru dan jantungku yang berdetak lebih cepat. Lama kami tak berpaling saling menatap. Bisa kulihat matanya yang berwarna biru. Dan wajahnya yang menyejukkan hatiku. Sepertinya aku juga jatuh cinta padanya.

Tiba-tiba Mark mencium keningku lama, dan dipeluknya tubuhku. Aku sangat terkejut dengan perlakuaannya.
“ Angie, aku sungguh mencintaimu..” katanya
Aku terdiam mendengar ucapannya, aku tak ingin menjawabnya sekarang. Walaupun aku juga mencintainya.
Tiba-tiba rintik air mulai membasahi kami berdua, dan Mark melepaskan pelukannya dariku.
“ Hujan.. ayo kita berteduh” ajaknya

Lalu kami berlari berteduh dibawah tempat parkiran motor Mark. Hujan turun dengan derasnya, di parkiran itu hanya ada kami berdua yang duduk. Suhu udara semakin dingin. Aku langsung melipat kedua tanganku kedepan karena kedinginan. Mark langsung membuka jaketnya dan memakaikannya untukku.
“ Aku tidak apa-apa Mark. Kau tidak perlu melakukan ini..??” kataku
“ Tidak, kau saja yang memakainya. Aku tak ingin kau sakit, Angie ” katanya
“ Tapi kan lengan baju ku lumayan panjang..” kataku sambil melepaskan gulungan tangan baju kemejaku.
Dia menggeleng “ aku tidak apa-apa..’ katanya sambil kembali memakaikan jaketnya untukku.

Hujannya tidak sederas tadi, namun angin dan suara petir bergemuruh, aku sangat takut dengan itu. Aku semakin gemetar kedinginan dan ketakutan. Apalagi saat suara petir itu berbunyi keras, menggelegar  “Duaaaarrrr...” aku langsung menutup telinga dan mendekati Mark. Melihat  aku ketakutan Mark langsung merangkulku.
“Kau gemetar, Ngie..” katanya
“ Aku tidak apa-apa...” jawabku

Tapi sekali lagi suara petir itu berbunyi dan kali ini lebih keras. Spontan aku langsung memeluk Mark. Itulah yang biasanya ku lakukan pada kak Nicky saat aku ketakutan. Mark langsung mendekapku hangat..
“ Aku takut...” kataku sambil gemetar.
“ Kau takut petir??” tanyanya.
Aku mengangguk.
“ Ini tidak akan lama...” katanya menenangkanku..
Aku masih terdiam.  
“ Ngie, kata orang kalau kita berdoa disaat turun hujan. Tuhan akan mengabulkan doa kita dengan cepat..” katanya lagi
“ Benarkahh...??” jawabku masih gemetar.
“ Iyaa.. kalau begitu usahakanlah kau berdoa. Walaupun kau takut sekalipun..” katanya
“Baiklah..”
Lalu kami sama-sama terdiam dan memejamkan mata, memanjatkan doa.

Ternyata benar apa yang dikatakan Mark setelah itu hujan mulai reda, hanya tinggal gerimisnya saja. Mark masih saja mendekapku. Setelah hujannya tinggal rintik - rintik yang turun kami memutuskan untuk pulang. Selama di motor Mark aku memeluknya erat. Mark mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.  Hingga cukup waktu 20 menit saja  kami sudah sampai dirumahku.